Seandainya Rumah Bapak Dekat

Caringin, 20 Juli 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

Presiden R.I. ke-II (dua)

Jl. Cendana No. 8

Jakarta

SEANDAINYA RUMAH BAPAK DEKAT [1]

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya pengagum Bapak, karena Bapak orangnya bijaksana dan murah senyum. Pertama saya melihat langsung Bapak adalah pada waktu Bapak berkunjung ke Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat.

Maksud saya menulis surat ini, tidak lain ingin mengeluarkan uneg­-uneg.

Situasi sekarang membuat saya sangat prihatin. Saya yakin, sekarang ini Bapak dalam keadaan tegar dan sabar. Orang sabar dan selalu tawakal adalah kekasih Allah, semoga keadaan Bapak dan keluarga dalam keadaan demikian. Seandainya rumah tempat tinggal saya berdekatan dengan rumah Bapak, katakanlah bisa ditempuh dalam waktu 15 menit saja, pasti saya baik siang maupun malam selalu lihat­ lihat rumah Bapak (membantu yang bisa saya berikan pada Bapak).

Saya teringat waktu dulu masih sekolah, dengan kawan-kawan secara aklamasi membuat motto: “Jangan Undang Aku Andai Kau Bahagia, namun Undang Aku bila mana kau dalam kesulitan dan duka.” (DTS)

Wassalam

AS’ AD Sumawijaya

Labuhan Pandeglang

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 595. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.