SEGALA KEKURANGAN GUGAH TEKAD KERJA KIAN KERAS
PRESIDEN PADA PENYERAHAN DIP:
Pembangunan Telah Menunjukkan Hasil
Presiden Soeharto mengakui banyak di antara kita masih berpenghasilan rendah, masih belum memperoleh pekerjaan yang layak, belum menikmati pendidikan yang diperlukan, belum menempati tempat tinggal yang menenteramkan, belum memperoleh pelayanan kesehaian yang baik dan kekurangan-kekurangan lainnya.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Soeharto dalam amanat tertulis dan dibacakan para Menteri Kabinet Pembangunan IV tatkala menyerahkan Daftar Isian Proyek (DIP) dari proyek-proyek pembangunan nasional ada 27 daerah kepada masing-masing gubernur.
“Semua itu menggugah tekad kita bersama untuk bekerja makin keras, makin tekun dan makin tertib,” katanya.
Menurutnya, setelah melaksanakan pembangunan nasional selama enam belas tahun, maka saat ini kita mulai melangkah memasuki tahun kedua Repelita IV. Dengan segala kekurangan yang masih ada, pelaksanaan pembangunan telah menunjukkan hasil-hasil yang membesarkan hati.
Disebutkan, dari negeri yang merupakan pengimpor beras terbesar di dunia sebelum Repelita I dulu, sekarang Indonesia telah berswasembada pangan. Dari keadaan industri yang terus merosot, sekarang memiliki industri-industri yang menggunakan teknologi tinggi.
Dari keadaan prasaran yang terbengkalai, sekarang merasakan manfaat listrik dan jalan-jalan yang memasuki desa-desa, perhubungan laut dan udara yang lancar, komunikasi yang membuka daerah-daerah terpencil.
Dari bangsa yang tergolong berpendapatan rendah dalam barisan bangsa-bangsa di dunia, sekarang menjadi bangsa yang berpenghasilan sedang.
“Semua daerah, semua pulau, semua kota besar, semua kota kecil sampai desa desa terpencil ini sedang bangkit berlomba lomba mengejar kemajuan,” tambah Kepala Negara. “Semua itu adalah sebagian dari nikmat pembangunan yang kita syukuri sedalam-dalamnya.”
Tentang kekurangan kekurangan, menurut Presiden Soeharto, tidak akan membuat kita berputus asa, sebaliknya terasa membakar semangat untuk melanjutkan perjuangan dengan bekerja makin keras, makin tekun, makin teratur dan rnakin terpadu.
Menggugah kesadaran
Menyinggung mengenai penyerahan DIP, Presiden mengharapkan hendaknya menggugah kesadaran akan pentingnya keterpaduan dalam segala upaya pembangunan.
Sebagai administrator pembangunan, guberrnur bertanggung jawab agar semua proyek pembangunan nasional di daerahnya benar-benar dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Sedangkan para pimpinan penanggung jawab proyek harus menyadari bahwa diatas pundaknya terletak amanat dan tanggung jawab nasional, karena itu diperlukan keterampilan, ketekunan, tanggung jawab dan tak kalah pentingnya adalah kejujuran.
Ditegaskan, proyek-proyek pembangunan adalah kepentingan rakyat dan dibiayai rakyat. Karena itu, Presiden Soeharto minta, agar seluruh proyek pembangunan diberitahukan seluas-luasnya kepada masyarakat.
Dengan demikian masyarakat juga mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan dan masa depan mereka, termasuk apa yang mungkin dan apa yang belum mungkin mereka harapkan saat ini.
Selain itu, Kepala Negara mengingatkan, keikutsertaan rakyat dalam pembangunan nasional harus terus berkembang, makin hari makin meluas dan mendalam. Dukungan dan keterlibatannya rakyat dalam pembangunan justeru merupakan modal dan andalan utama.
“Tanpa dukungan dan keterlibatan rakyat, maka tidak ada satu Pemerintah, betapapun kuatnya yang mampu melaksanakan pembangunan nasional,” tambahnya.
Sebaliknya, menurut Presiden, Pemerintah dan segenap aparaturnya adalah abdi rakyat dan abdi masyarakat. Selanjutnya diingatkan, kesadaran pengabdian perlu dipupuk terus menerus, sebab kesadaran itulah yang memberi makna luhur pada kerja dan karya.
“Berat atau ringan, kita semua memikul tanggung-jawab untuk menyukseskan pembangunan. Kita tidak hanya berhadapan dengan berbagai rintangan, akan tetapi juga harus berlomba dengan waktu yang terus berlalu tidak pernah menunggu. Kita tidak punya pilihan lain kecuali mengerahkan segenap kemampuan kita dengan kerja keras. Kalau tidak, maka jarak ketinggalan kita akan makin jauh,” demikian Presiden Soeharto.
Di DKI Jakarta
Penyerahan DIP dilakukan oleh para Menteri Kabinet Pembangunan IV kepada para Gubernur di seluruh Indonesia secara serentak tanggal 30 Maret 1985 kemarin. Sebanyak 27 Menteri menyebar ke 27 propinsi.
Di DKI Jakarta Menko Kesra Alamsjah Ratu Perwiranegara menyerahkan DIP kepada Gubernur DKI R. Soeprapto. Besamya DIP itu meliputi Rp 123,1 milyar untuk 124 proyek.
Penyerahan yang berlangsung di Balai Agung itu dihadiri oleh seluruh pejabat teras Pemda DKI Jakarta dan Muspida DKI Jakarta.
Sektor Perhubungan mendapat DIP terbesar yakni Rp 41,6 milyar untuk 18 proyek, disusul sektor Pekerjaan Umum sebesar Rp 16,1 milyar lebih untuk 10 proyek, Depdikbud Rp 25,7 milyar lebih untuk 19 proyek dan Pertambangan dan Energi Rp 8 milyar untuk dua proyek. (RA)
…
Jakarta, Minggu, Merdeka
Sumber : MERDEKA (01/04/1985)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 142-145.