Sekarang Serba Tidak Terkendali

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

Jl. Cendana No.8

Di Jakarta Pusat

SEKARANG SERBA TIDAK TERKENDALI [1]

Dengan hormat,

Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena berani menulis surat kepada Bapak Soeharto. Saya pernah kuliah di BPLP Bandung dan pernah bekerja di Jakarta Hilton Convention Centre sebagai juru masak. Waktu bekerja di Hilton, pada waktu itu Bapak memimpin KTT dan APEC. Sepertinya, negara ini masih membutuhkan Bapak. Saya sangat menyayangkan turunnya Bapak dari Jabatan Presiden, karena sekarang serba tidak terkendali. Semua hanya mementingkan pribadi saja.

Tidak ada yang memikirkan kepentingan ekonomi rakyat. Banyak yang dulunya hidup enak dari Bapak, sekarang malah berkata yang tidak-tidak dan kurang enak. Hal ini tidak bisa diterima. Saya masih menganggap Bapak sebagai Bapak Bangsa Negara RI. Bantulah Negara ini, Pak.

Sekian dulu surat dari saya, saya harap Bapak sekeluarga sehat-­sehat selalu. Sekali lagi saya mohon maaf. (DTS)

Dengan hormat,

Sindhu Ariwibowo

Bandung – Jawa Barat

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 625. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.