Jakarta, Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
Jl. Cendana No.8
Jakarta
SELAMAT JALAN BAPAK PEMBANGUNAN [1]
Saya tidak tahu harus berkata apa, meskipun banyak yang sebenarnya saya ingin sampaikan ke Bapak. Tapi ada 1 kalimat yang sangat tepat saya kira, bahwa saya amat mengagumi Bapak.
Bapak adalah seorang tokoh besar yang selalu memberi wejangan dalam bahasa Jawa dengan arif dan bijaksana. Bapak selalu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
Tanpa sentuhan tangan Bapak, semua akan menjadi angan-angan bagi bangsa Indonesia untuk dapat merasakan kecanggihan teknologi terutama teknologi telekomunikasi dan informasi yang amat membantu bangsa ini sehingga menjadi bangsa yang mulai diperhitungkan di dunia internasinoal.
Sayang, krisis ekonomi melanda bangsa dan rakyat Indonesia sehingga rakyat marah dan memaksa Bapak untuk turun. Tapi saya bangga karena Bapak mengucapkan pidato penyerahan jabatan Presiden dengan jiwa ksatria yang tidak dimiliki oleh pimpinan manapun yang ada di negeri ini.
“Selamat jalan Bapak Pembangunan” saya tidak akan melupakan jasa Bapak, Do’a saya selalu bersama Bapak. (DTS)
Dari
Hanni – Jakarta
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 403. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.