Tanjung Enim, 16 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Jakarta
SEMOGA HANYA BERITA BOHONG [1]
Assalamu’ alaikum Warohmatulohi Wabarokatuh.
Saya sebagai rakyat kecil selalu mengikuti perkembangan mengenai pemberitaan mengenai Bapak Soeharto.
Saya sangat prihatin sekali mengapa Bangsa Indonesia sekarang tidak lagi mempunyai akhlak yang baik. Seperti para mahasiswa yang tidak lagi menghormati jasa – jasa Bapak Harto selama 32 tahun membangun Bangsa Indonesia ini.
Saya berdoa buat keluarga pak Harto agar diberi iman serta kekuatan lahir dan batin. Saya mendengar semalam dari pengacara Pak Harto dikatakan Bapak sekeluarga dalam keadaan sehat wal’ afiat. Amin.
Saya teringat waktu SMP kelas 2 saya diberikan foto kenangan dari Bapak sangat membanggakan sekali, itu merupakan kenangan yang tak terlupakan.
Dampak Reformasi sekarang banyaknya pengangguran di mana mana yang susah adalah rakyat kecil semacam saya. Suami saya terancam PHK.
Sekali lagi buat keluarga Bapak Soeharto. Berjuanglah, buktikanlah apa yang dikatakan masyarakat itu tidak benar. Pertahankanlah hak - hak Bapak.
Selamat berjuang do’a saya selalu menyertai Bapak.
Amien. (DTS)
Wassalam
Hormat saya
Ambarsari
Tanjung Enim, Sumsel
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 263. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.