Bandung, 13 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
SETUJU REFORMASI, TAPI CARANYA ITU [1]
Sebenarnya, saya orangnya tidak mau tahu, tidak peduli terhadap seseorang karena saya tidak suka politik, dan tidak pernah/jarang menulis surat (mohon maaf sebelumnya).
Untuk itu saya ucapkan salut. Bapak berjiwa besar, tenang, dan berusaha diam. Di mana-mana orang-orang menghujat Bapak tanpa henti, bukannya berterima kasih.
Mudah-mudahan dengan ketenangan Bapak, Tuhan memberikan jalan, perlindungan dan panjang umur.
Demikianlah surat saya. Bukan berarti saya tidak setuju Reformasi tetapi caranya itu. (DTS)
Hormat saya,
Raphael Anioseno
Bandung
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 180. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.