Sikap dan Pendirian

Jakarta, 27 Mei 1998

Kepada

Yth. H.M. Soeharto

di Cendana No.8

Jakarta Pusat

SIKAP DAN PENDIRIAN [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dihaturkan dengan hormat, setelah melalui musyawarah dan renungan batin dengan hati bening, kami beserta alim ulama dan jutaan warga Thoriqoh seluruh Indonesia di bawah kepemimpinan K.H. DR. Idham Khalid, menyatakan sikap dan pendirian sebagai berikut:

  1. Sekalipun Bapak sudah lengser keprabon, namun apapun yang dikatakan orang, kami keluarga besar Thoriqoh akan tetap menaruh hormat dan memuliakan Bapak, serta akan terus berdoa kepada Allah Yang Maha Kuasa: Semoga Bapak sekeluarga dilindungi oleh Allah, dihindarkan dari segala macam fitnah keji dari segelintir orang yang tak tahu diuntung, diberikan kesehatan lahir batin, diberikan kekuatan iman dan taqwa serta kesabaran yang prima.

Keikhlasan dan ketulusan ini juga kami buktikan ketika Ibu Hj. Siti Hartinah Soeharto mangkat berpulang ke rahmatullah. Walau tidak ada sponsor dan bantuan dana dari fihak manapun, jutaan warga Thoriqoh seluruh Indonesia serentak menyelenggarakan Tahlilan dan Yasinan. Sungguh luhur ajaran yang terukir di pintu Astana Giribangun yang bermakna: “Hendaknya kita pandai-pandai menerima omongan orang yang menyakitkan tanpa sakit hati Ikhlas kehilangan tanpa menyesal; dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa”.

Pengabdian dan pengorbanan Bapak kepada bangsa dan Negara sejak usia muda belia, merupakan fakta sejarah yang sangat otentik. Oleh karena itu kami akan tetap mencatatnya dengan Tinta Emas sebagai karya agung dan jasa mulia. Prinsip kami jelas: Mikul dhuwur mendem jero.

2. Keluarga besar Thoriqoh juga mendoakan, semoga Bapak Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie sebagai Presiden yang menggantikan Bapak secara konstitusional, diberikan kekuatan dan kesehatan lahir-batin, diberikan kesehatan dan kesabaran, dalam memimpin bangsa dan negara yang berpenduduk: 200 juta jiwa ini.

Bapak BJ. Habibie yang dikader dan dibina oleh Bapak sejak kepemimpinan Nasional. Semoga diberkahi Tuhan, serta dihindarkan dari tipu daya teman-teman penipu bermuka dua yang “tinggal glanggang colong playu”. Karena dalam prinsip ilmu Kesatriaan, seorang pemimpin yang ditembak seribu peluru oleh musuh, akan tetap tersenyum sampai ajalnya tiba; tetapi dikhianati oleh teman sendiri, sungguh lebih menyakitkan.

3. Keluarga Besar Thoriqoh bertekad akan tetap menjadi mitra setia ABRI dalam menjaga stabilitas Nasional demi keutuhan bangsa dan negara yang berfalsafah Pancasila. Kami bersyukur, sampai detik ini para Ulama Thoriqoh dan keluarga Pondok-pondok Pesantren di kalangan NU tidak terpancing melakukan aksi radikal. Tetapi apabila eksistensi negara terancam, Pancasila dan konstitusi diinjak-injak, para Alim Ulama dengan puluhan juta jamaahnya Insya Allah akan bangkit serentak; sebagaimana pernah terjadi ketika pengganyangan G.30 S/PKI.

Demikianlah sikap dan pendirian kami disertai do’a, semoga Allah swt, memelihara dan melindungi Bapak sekeluarga. (DTS)

Wassalamu’alaikum wr. wb.

K.H. Achmad Sjatari

Jakarta Selatan

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 244-245. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.