SINERGI INDONESIA- SINGAPURA

SINERGI INDONESIA- SINGAPURA[1]

 

 

Jakarta, Suara Karya

HUBUNGAN bilateral antara Indonesia dan Singapura semakin erat dan terus berkembang terutama di bidang ekonomi. Kunjungan kerja Presiden Soeharto selama satu hari di Singapura Kamis lalu (21/9) mengkonfirmasikan lagi hal itu, seperti juga ditunjukkan oleh PM Goh Cbok Tong dalam kunjungan kerjanya di Jakarta awal Juni lalu. Di Singapura selain berpidato di depan forum ekonomi dunia pertemuan tingkat tinggi Eropa- Asia Timur 1995, Presiden Soeharto juga membuka pameran Indonesia- Singapura Partner in Progress dan menyaksikan penandatanganan 3 perjanjian udara antara kedua negara. Ketiganya yaitu ( 1) fee bagi Indonesia atas izin melintas wilayah RI sampai sejauh 90 mil terhadap penerbangan komersial yang mendarat atau tinggallandas di Bandara Changi (Singapura), (2) hak bagi Singapura untuk mengkoordinasi lalu lintas mendarat dan tinggallandas pesawat di Bandara Changi dan Hang Nadim (Batam), dari (3) izin penggunaan 50 km2 wilayah udara RI untuk latihan bagi penerbang-penerbang Singapura. Mengembangkan suatu kerja sama yang erat di bidang ekonomi antara Indonesia dan Singapura sangat logis dan integrasi ekonomi antara kedua negara tidak bisa dihindarkan. Bukan hanya karena kedua negara tetangga dekat dan sama-sama anggota ASEAN, melainkan juga karena ekonomi kedua negara saling mengisi, komplementer. Goh Chok Tong mengemukakan, kekuatan Indonesia ialah sumber daya alamnya yang sangat melimpah dan aneka budaya masyarakatnya yang sangat unik. Sementara Singapura memiIiki pengalaman di bidang pariwisata, perdagangan, pemasaran, danjasa keuangan. Karena itu Presiden Soeharto menegaskan pentingnya peningkatan sinergi antara kedua negara khususnya di bidang ekonomi. LEBIH dari sekadar proyek yang populer dikenal dengan kawasan segitiga pertumbuhan “Sijori” (Singapura, Johor, Riau), peranan yang dimainkan oleh Singapura bagi perkembangan ekonomi Indonesia memang tidak kecil. Singapura adalah mitra dagang Indonesia terbesar ketiga setelah Jepang dan AS dengan nilai perdagangan sekitar 6,03 milyar dolar AS. Negara itu juga menjadi investor terbesar keempat pada kurun waktu 1967- 1994 setelah Jepang, Hongkong dan Inggris dengan total investasi secara kumulatif (yang disetujui) sebesar 7,247 milyar dolar AS. Kenyataan itu yang menyebabkan perdagangan dan investasi bilateral Indonesia Singapura merupakan yang paling tinggi nilainya dalam perdagangan dan investasi bilateral antar negara dalam Berbagai proyek investasi baru di bidang infrastruktur dan pariwisata telah pula ditawarkan atau sedang dikerjakan investor Singapura. Misalnya proyekjalan to! Yogyakarta -Solo dan Solo-Semarang, pembangunan pelabuhan alternatif Tanjung Priok di Banten dan proyek pariwisata di Pulau Bintan (Riau). MENINGKATNYA hubungan ekonomi antara Indonesia dan Singapura hanya mungkin dilakukan atas rasa persahabatan dan saling percaya yang dibangun pemimpin kedua negara. Kita pun gembira ketika PM Gob Chok Tong bulan Juni lalu menega skan di Jakarta bahwa tujuan utama investasi Singapura akan tetap diarahkan ke Indonesia sekalipun negara lain seperti RRC dalam beberapa hal tertentu lebih menarik. Tetapi komitmen PM Singapura itu, menurut hemat kita,jangan disikapi dengan taken for granted karena investasi yang riil dilakukan oleh swasta. Akses perdagangan langsung ke pasar dunia perlu pula senantiasa dikembangkan untuk meraih nilai tambah (added value) yang lebih besar. Tidak cukup hanya berhubungan dengan Singapura yang masih menjadi pedagang perantara untuk banyakjenis komoditas ekspor kita.

Sumber:  SUARAKARYA(23/09/1995)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 392-394.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.