SOEHARTO – LEE KUAN YEW PUAS ATAS HASIL PEMBICARAAN MEREKA

SOEHARTO – LEE KUAN YEW PUAS ATAS HASIL PEMBICARAAN MEREKA

 

 

Jakarta, Antara

Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew hari Sabtu kembali ke negaranya dengan perasaan puas setelah menjelaskan lagi kepada Presiden Soeharto tentang rencana Singapura untuk menyediakan fasilitas perbaikan dan perawatan bagi kapalĀ­ kapal perang Amerika Serikat.

PM Lee dan dan rombongan meninggalkan Jakarta setelah terlebih dulu berpamitan kepada Presiden dan Ibu Tien Soeharto di lstana Merdeka, yang ditandai dengan acara tukar menukar kenang-kenangan.

Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono menjelaskan kepada wartawan bahwa baik PM Lee Kuan Yew maupun Presiden Soeharto dalam kunjungan perpisahan itu sama-sama menyatakan puas atas pembicaraan mereka yang berlangsung di Istana Merdeka Jumat sore.

Ketua kepala pemerintahan juga saling tukar kenang-kenangan, yakni PM Lee menyatakan akan menghadiahkan sepasang burung “Spoonbill” kepada Presiden Soeharto, sementara Kepala Negara akan menghadiahkan sepasang komodo kepada tamunya tersebut.

Pelaksanaan tukar menukar hadiah itu, kata Moerdiono, akan dilakukan oleh para petugas yang memahami masalah burung dan komodo dari kedua belah pihak.

Dalam pembicaraan yang berlangsung sekitar satu setengah jam di lstana Merdeka, di samping mendengarkan penjelasan Lee tentang rencana Singapura untuk menyediakan fasilitas bagi perawatan dan perbaikan kapal-kapal perang AS, PM Singapura dan Presiden RI juga sempat membahas masalah Kamboja, pengembangan P. Batam dan masalah perubahan besar yang sedang terjadi di dunia dewasa ini.

Ketika dicegat wartawan selesai pembicaraan itu Lee memberikan jaminan bahwa tidak akan ada pangkalan militer AS di negaranya karena yang ditawarkan Singapura kepada AS betul-betul sekedar fasiltas perbaikan dan perawatan.

Menurut Lee, Presiden Soeharto tidak menyatakan keberatan atas rencana Singapura itu dan mendengarkan dengan santai apa yang dijelaskan olehnya, kurang lebih sama dengan reaksi Presiden Soeharto sewaktu diberi tahu tentang rencana itu oleh PM Lee di Brunei awal Agustus lalu.

Khusus dalam kerjasama bilateral, PM Lee dan Presiden Soeharto bahkan juga sempat membicarakan kemungkinan bagi Singapura untuk membeli air dari Indonesia.

Moerdiono ketika ditanya tentang realisasi pembelian itu mengatakan bahwa masalah tersebut akan bergantung pada hasil-hasil penelitian teknis.

Ia membenarkan keterangan PM Lee yang sempat menjelaskan kepada wartawan bahwa suplai air untuk Singapura itu kemungkinan akan diambil dari daerah Riau dan Jambi.

“Tetapi penjelasan saya ini belum final karena masalah itu masih dalam tahap penjajakan paling awal,” kata Mensesneg.

 

 

Sumber : ANTARA (07/10/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 339-340.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.