Sosok Figur Bangsa

Sanggau, 17 Juni 1998

Kepada

yth. Bapak H. M. Soeharto dan keluarga

di Rumah

SOSOK FIGUR BANGSA [1]

 

Dengan hormat,

Sedatangnya surat saya ini semoga tidak mengganggu ketenangan dan istirahat Bapak dan keluarga. Kami selalu berdo’a semoga Bapak dan keluarga selalu dalam lindungan-Nya, tetap segar, sehat dan bersemangat. Amin ya Robbal ‘alamin ….

Surat saya ini tidak lain hanya ingin mengungkapkan isi hati kami sehubungan dengan situasi negara kita saat ini dan rasa salut kami kepada Bapak dan keluarga. Pak, kami sangat kagum kepada Bapak dalam menghadapi ujian yang seberat ini, Bapak dengan tenang dan sabar. Apalagi Bapak masih bersedia berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara ini tanpa pamrih. Dari Bapak berjuang untuk merebut kemerdekaan sampai negara kita seperti sekarang ini. Bapak adalah seorang sosok figur yang dibutuhkan oleh bangsa ini.

Dalam masa kepemimpinan Bapak + 30 tahun, Bapak sudah berhasil memajukan dan membangun di segala bidang dan Indonesia pun dikenal di mata dunia. Sungguh! Jasa-jasa Bapak tidak ternilai harganya bagi bangsa dan negara. Tapi apalah balasannya semua itu seperti “panas setahun disiram hujan sehari”, bayangkan …!! Tapi mungkin demikianlah cara bangsa ini berterima kasih kepada pemimpinnya yang sudah rela berkorban pikiran, waktu dan tenaganya selama bertahun-tahun.

Pak, saya dan keluarga besar kami dari lubuk hati yang paling dalam “mengucapkan terima kasih atas jasa dan pengorbanan Bapak kepada bangsa dan negara ini”. Allah Swt lah yang akan membalasnya. Kalau kami ini, Pak, tidak punya apa-apa untuk diberikan sebagai ucapan terima kasih, namun kami selalu berdo’a untuk Bapak dan keluarga supaya selalu diberi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari Allah Swt. Amin. Kami ini Pak dari keluarga petani miskin dan kuli.

Tapi kami sudah lama ingin mengeluarkan uneg-uneg ini namun kami tidak tahu caranya. Maka dari itu kami mohon Bapak dan keluarga mau memaafkan kami yang sudah lancang dan berani berkirim surat kepada Bapak.

Pak saya minta tolong sampaikan salam saya kepada Mbak Tutut (Siti Hardiyanti Rukmana). Beliau adalah idola saya dalam berpakaian muslim. Tolong ya Pak sampaikan kepada Mbak Tutut kalau ada pakaian muslim bekas-bekas kirimkan pada saya. Untuk saya pakai ke pengajian dan majlis Ta’lim. Terima kasih atas segala perhatian Bapak dan keluarga.

Sekian surat saya ini, seandainya ada kata-kata saya yang kurang pantas dan berkenan di hati Bapak dan keluarga, sudilah kiranya saya untuk dimaafkan. (DTS)

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Maryan

Rumah Hakim

Sanggau

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 485-486. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.