SU MPR RI 1988: SAMPAI BATAS WAKTU, HANYA ADA DUA CALON UNTUK WAPRES

SU MPR RI 1988: SAMPAI BATAS WAKTU, HANYA ADA DUA CALON UNTUK WAPRES

Jakarta, Antara

Sampai pukul 15.00 Kamis 10 Maret 1988, batas waktu selambat-lambatnya bagi fraksi MPR mengajukan calon Wakil Presiden, tetap hanya dua nama yang masuk ke pimpinan MPR yaitu Letjen TNI (Purn) Sudharmono SH dan Dr.H. Jaelani Naro SH.

Sudharmono dicalonkan oleh FKP dan FUD dan didukung F-ABRI dan FPDI), sedang Naro diajukan oleh FPP.

Kamis sore ini pimpinan MPR mengadakan rapat dengan pimpinan kelima fraksi untuk menerima pencalonan Wakil Presiden serta membahas persiapan pemilihan Wapres.

Ratusan wartawan dalam dan luar negeri dengan sabar menunggu hasil pertemuan yang berlangsung tertutup di ruang KK I itu, sementara di luar hujan turun sangat deras disertai angin cukup kencang.

Wartawan mengharap dari pertemuan itu ada keputusan penting yang sejak beberapa hari ini ditunggu, yaitu apakah Naro mundur dari pencalonan atau tetap bertahan.

Ketemu Pak Harto

Setelah menunggu sekitar setengah jam, tiba-tiba dari ruang rapat itu keluar Ketua FPP Darussamin dan berjalan tergesa-gesa ke ruang kerjanya. Tak ayal, wartawan pun menguntit tokoh PPP itu, namun ia tidak bersedia memberikan keterangan.

“Belum, belum ada keputusan. Belum ada apa-apa,” katanya mengelak kejaran wartawan.

Namun salah seorang anggota FPP kemudian mengungkapkan secara tersamar bahwa pimpinan FPP itu kemungkinan Kamis sore ini diterima Jenderal TNI (Purn) Soeharto yang Kamis pagi dalam rapat paripuma MPR terpilih secara aklamasi menjadi Presiden/Mandataris MPR untuk periode 1988-1993 untuk berkonsultasi mengenai calon Wapres.

“Dalam jadwal sidang ada waktu bagi pimpinan fraksi untuk berkonsultasi dengan Presiden terpilih tentang Wapres. Kita gunakan waktu itu,” katanya.

Jadi Pak Naro akan mundur?, tanya pers. “Sampai detik inibelum ada perubahan,” tegas Darussamin sambil masuk lift menuju ke kamar kerjanya.

Tidak lama kemudian ia keluar bersama tokoh FPP lain Ismail Hassan Metareum Hartono Mardjono dan Effendi Somad. Di tengah hujan deras mereka naik satu mobil Berangkat ke tempat Presiden Soeharto.

Jakarta, ANTARA

Sumber : ANTARA (10/03/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 68-69.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.