SU MPR RI 1988: SUASANA PEMBUKAAN SIDANG
Jakarta, Antara
Pembukaan Rapat Paripurna Ke-5 Sidang Umum MPR 1988 Tahap II dengan acara tunggal pidato pertanggung jawaban oleh Presiden Soeharto selaku Mandataris MPR berjalan lancar, tertib dan aman Selasa.
Rapat paripurna dengan acara tunggal pembacaan pidato pertanggungan jawaban oleh Presiden Soeharto selaku Presiden/Mandataris MPR RI berlangsung selama 105 menit.
Sidang yang dipimpin oleh Ketua MPR RI M. Kharis Suhud dihadiri 966 anggota MPR dan dimulai tepat pada waktunya pukul 09.00 WIB dengan diawali menyanyi bersama lagu “Indonesia Raya” dan mengheningkan cipta.
M. Kharis Suhud selaku Pimpinan Sidang MPR 1988 sambil mengetokkan palu sekali ke meja menandai dibukanya Rapat Paripurna Ke-5 Sium MPR 1988 di Gedung Graha sabha Paripuma MPR/DPR Senayan Jakarta, “Bismillahirahmanirrahim”.
Kami buka Rapat Paripurna Ke-5 Sidang Umum Majelis ini, dan menyatakannya terbuka untuk umum.
Sebelum Presiden Soeharto membacakan pidato pertanggung jawaban, terlebih dahulu Sekjen MPR Wang Suwandi meminta persetujuan kepada rapat paripuma terhadap rancangan keputusan, yang oleh peserta rapat disambut suara bulat, “setujuuu”.
Presiden Soeharto membacakan pidato pertanggungan jawaban setebal 38 halaman selama sekitar satu jam lima belas menit.
Sementara itu di lobi Lokawirasabha kerumunan orang yang terdiri dari antara lain wartawan, karyawan Setjen MPR, dan petugas keamanan sedang melihat siaran langsung jalannya persidangan melalui pesawat tivi.
Para nyamuk pers yang meliput jalannya sidang umum berjumlah kurang lebih 500 wartawan dalam negeri/asing dan diantaranya banyak yang “nongkrong” di depan pesawat tivi.
Sekitar pukul 10.45 WIB Presiden yang didampingi oleh Wapres Umar Wirahadikusumah dan Ny. Karlina Umar Wirahadikusumah masuk ke mobil dan meninggalkan halaman MPR/DPR.
Presiden dan Wapres meninggalkan gedung MPR/DPR, para pimpinan dan anggota MPR diburu oleh para wartawan tulis dan wartawan foto.
Tokoh-tokoh yang sudah diincar untuk diwawancarai dicegat di lobi Graha sabha Paripuma setelah turun dari tangga dan seketika itu ia menjadi seperti “gula” yang dikerumuni semut.
Yang diserbu wartawan antara lain para anggota MPR/Menteri Kabinet Pembangunan IV untuk dimintai tanggapannya atas pidato pertanggung jawaban Presiden, tetapi pada umumnya mereka tergesa-gesa menuju mobilnya dan meninggalkan gedung MPR/DPR.
Bahkan ada yang tidak bersedia memberikan keterangan, walaupun sudah didesak wartawan dengan bermacam pertanyaan.
Para menteri umumnya bergegas untuk menghadiri pertemuan Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Umar Wirahadikusmah dengan para menteri Kabinet Pembangunan IV bersama istri.
Yang banyak pula dikerumuni wartawan adalah ketika Jendral TNI Pum. M. Yusuf, Jenderal TNI L.B. Moerdani dan Jenderal TNI Try Sutrisno yang turun bersama melalui tangga utama gedung MPR. Para wartawan foto berebutan mengabadikan tiga tokoh ini. Cukup lama juga baru M. Yusuf (mantan Menhankam/Pangab) dapat meninggalkan kerumunan itu dengan mobil dinas-nya bemomor B-21.
…
Jakarta, ANTARA
Sumber : ANTARA (01/03/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 50-51.