SUDAH CUKUP BAlK JIKA PMA CAPAI 6-7 MILlAR DOLAR [1]
Jakarta, Antara
Proyek PMA yang disetujui BKPM sampai 15 Juli 1993 baru mencapai 4,8 miliar dolar AS, sehingga jika selama tahun ini investasi asing mencapai enam hingga tujuh miliar dolar maka hal itu sudah baik.
Setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Selasa, Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua BKPM Sanyoto Sastrowardojo mengatakan kepada pers bahwa selama periode itu disetujui 144 proyek. Sanyoto mengatakan, angka-angka itu lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 1992 karena proyek yang disetujui BKPM mencapai 162 buah bemilai 6,9 miliar dolar AS.
Sementara itu untuk PMDN, proyek yang disetujui berjumlah 225 buah dengan nilai Rp 14,9 triliun. Angka-angka ini juga lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 1992 yaitu 230 proyek bernilai Rp 18,3 triliun.
Ketika ditanya tentang faktor penyebab penurunan investasi baik PMDN maupun PMA, Sanyoto menyebutkan masalah resesi, adanya saingan barn seperti Vietnam dan Bangladesh, serta semakin banyaknya investasi di negara maju sendiri.
Manfaatkan Relokasi
Untuk mengatasi penurunan investasi khususnya PMA, Sanyoto dan para pejabat Departemen Perdagangan akan melancarkan kegiatan promosi perdagangan, investasi, dan pariwisata dalam waktu dekat ke beberapa negara Asia dan Eropa dalam waktu dekat ini.
“Karena nilai yen Jepang menguat maka para pengusaha mereka terpaksa hams melakukan relokasi (pemindahan pabriknya, red) ke berbagai negara. Kita harus memanfaatkan situasi ini,”kata Menteri.
Ia mengatakan, Indonesia masih cukup menarik bagi para calon investor asing, antara lain karena belum tingginya upah buruh, tenaga kerja yang melimpah, serta stabilnya situasi politik. Sanyoto kemudian menyebutkan bahwa banyak calon investor yang kiniragu menanamkan modalnya di RR Cina karena tidak menentunya situasi politik setempat.
Ketika ditanya tentang upaya pemerintah menggairahkan para calon investor, ia menyebutkan, pihaknya akan terus menyederhanakan pemrosesan pemberian izin sehingga baik di tingkat pusat maupun daerah akan berlangsung penanganan oleh satu atap. Menurut Sanyoto, ia juga melaporkan masih rendahnya pemilikan saham koperasi pada perusahaan yang memanfaatkan fasilitas PMA dan PMNDN. (T/EU02/EU05/3/08/9313:07)
Sumber:ANTARA(03/08/1993)
_______________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 535-536.