Tajuk rencana: TANDA PENGHARGAAN OCA UNTUK SOEHARTO

Tajuk rencana: TANDA PENGHARGAAN OCA UNTUK SOEHARTO

 

 

Jakarta, Angkatan Bersenjata

Kesehatan adalah harta manusia yang tidak ternilai harganya, sekaligus modal utama buat memperjuangkan tercapainya tujuan hidup. Buat meraih sukses dalam bidang apa saja orang harus memiliki jiwa yang sehat dan jasmani yang sehat, selain ilmu pengetahuan, kecerdasan dan semangat juang yang tidak kenai mundur. Ungkapan bersayap dalam bahasa Latin “menssana in corpore sano” menyatakan pentingnya kesehatan jiwa dan jasmani itu.

Sejak beberapa ribuan tahun yang lalu manusia berolahraga untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Buat mengukur kemajuan olahraga itu secara berkala diadakan pertandingan antar negara/antar bangsa.

Olympiade adalah pertandingan olahraga antar bangsa tertua bagi olahragawan amatir yang diselenggarakan sekali 4 tahun di Yunani kuno. Untuk pertama kali diadakan tahun 776 sebelum Masehi di Olympia untuk menghormati Dewa Zeus dan berakhir tahun 394 Masehi setelah dilarang oleh Kaisar Theodosius I.

Olympiade modern dihidupkan kembali tahun 1896 oleh Baron Pierre de Coubertin juga diadakan sekali 4 tahun. Olympiade I diadakan di Athena tahun 1896 itu, kemudian digilir ke kota-kota dunia lain. Olympiade terakhir yang ke-24 diadakan tahun 1988 di Seoul, Korea Selatan.

Selain Olympiade selaku pesta olahraga tingkat dunia, ada pula pesta olahraga tingkat benua, regional dan nasional. Di lingkungan Asia ada Asian Games, di tingkat Asia Tenggara ada Sea Games, sedang di tingkat nasional kita menyelenggarakan PON.

Walaupun bertingkat-tingkat tujuannya sama, yaitu meningkatkan kemampuan atlit buat bertanding di tingkat yang lebih tinggi dan akhirnya di tingkat dunia, Olympiade.

Berkat besarnya perhatian Presiden Soeharto untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat Indonesia cukup berhasil dalam pembinaan olahraga, baik di tingkat nasional, regional maupun benua. Presiden Soeharto dinilai sebagai Kepala Negara yang berjasa besar dalam pembinaan olahraga di tingkat Asia.

Buat menghargai jasa-jasanya itulah Dewan Olympiade Asia (OCA), yaitu badan yang mengelola pesta olahraga-Asia (Asian Games) Sabtu yang lalu menyerahkan tanda penghargaan kepada Presiden Soeharto.

Itu adalah tanda penghargaan OCA yang pertama diberikan kepada seorang Kepala Negara yang dinilai berjasa besar bagi pembangunan dan pembinaan olahraga di Asia. Tanda penghargaan itu diserahkan langsung oleh Presiden OCA. Sheikh Fuhad AI Ahmad AI Sabah dalam acara di Istana Merdeka Jakarta. Pangeran dari Kuwait itu berada di Jakarta untuk memimpin sidang Dewan Olympiade Asia (OCA) sekaligus bertemu dengan para tokoh olahraga Asia. Wakil Presiden OCA adalah tokoh olahraga terkemuka dan pengusaha Bob Hasan.

Dalam sambutannya Presiden Soeharto mengatakan, penghargaan itu bukanlah untuk dirinya, tapi juga untuk seluruh rakyat Indonesia. Presiden merasa bangga dengan hasil-hasil yang dicapai sebab peningkatan kesejahteraan material dan spiritual adalah dasar untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

Untuk meningkatkan hidup perlu ada kesehatan; dalam kaitan ini olahraga berperan penting. Indonesia sendiri memberikan prioritas pada pengembangan olahraga yang bisa dilaksanakan bersama-sama oleh masyarakat seperti senam pagi disamping cabang-cabang olahraga yang sesuai dengan selera masyarakat, katanya.

Menurut penilaian Wakil Presiden OGA, Bob Hasan, pemberian penghargaan kepada Presiden Soeharto itu punya arti sangat penting bagi Indonesia karena diberikan oleh masyarakat dan pemuda di Asia.Indonesia selama 20 tahun ini mampu membangun bidang olahraga. Di Olympiade Seoul 1988 Indonesia mampu merebut sebuah medali perak. itukan prestasi katanya.

Indonesia untuk pertama kali bertanding dalam Olympiade Helsinki tahun 1952, selanjutnya ikut serta dalam tiap Olympiade kecuali Olympiade 1980 di Moskow. Selama itu belum pernah kebagian sebutir medali perunggu pun. Baru di tahun 1988 berhasil merebut sebuah perak di Seoul.

Dibandingkan dengan pencapaian Indonesia di masa lampau, jelas merupakan prestasi. Ini salah satu cara mengukur. Ada lagi cara lain, yaitu bertolak dari banyaknya jumlah penduduk. Dengan penduduk nomor 5 terbesar di dunia yang tahun ini berjumlah lebih dari 176 juta jiwa, perolehan di Olympiade Seoul itu terasa tidak sebanding sama sekali.

Banyak lagi yang harus dilakukan di bidang olahraga buat mengejar ketinggalan kita dari bangsa-bangsa lain.

Karena itu penyerahan tanda penghargaan OCA itu selain menggembirakan kita semua, harus pula dijadikan pendorong untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dalam tiap cabang olahraga diantaranya merebut kembali sumpremasi bulutangkis dunia, dan mengangkat PSSI sebagai kesebelasan nasional yang dapat dibanggakan oleh begitu banyak penggemar sepakbola di negeri ini.

 

 

Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (15/05/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 690-692.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.