TATA – CARA KEP. NEGARA MENERIMA SURAT2 KEPERCAYAAN

TATA – CARA KEP. NEGARA MENERIMA SURAT2 KEPERCAYAAN

Tradisi baru "toast" bersama dilakukan dengan minuman "Brem" dari Bali

Dubes Baru Datang Ke Istana Dg Kendaraan "Indonesia-1"

Lagu Maju Tak Gentar Mengiringi Dubes Ketika Memeriksa Barisan Kehormatan

Pengangkatan seorang Duta Besar dari negara manapun akan melewati serangkaian acara yang bersifat resmi maupun setengah resmi yang tidak dapat dihindarkan.

Dari saat pelantikan, yang lazimnya dilakukan oleh seorang Kepala Negara, sampai pada acara perpisahan yang resmi, setengah resmi maupun acara perpisahan santai dengan kalangan keluarga, sebelum seorang Duta Besar harus meninggalkan tanah air nya untuk menuju pos-nya yang baru.

Setibanya dinegara tempat tugas barunya, Duta Besar sebelum menjalankan fungsinya terlebih dahulu harus menyerahkan Surat2 Kepercayaan negaranya kepada negara dimana ia bertugas. Ini biasanya langsung diterimakan kepada Kepala Pemerintahan atau Raja/Ratu setempat.

Istana Merdeka Semarak

Di Indonesia upacara penyerahan surat2 kepercayaan Duta Besar dari seluruh negara sahabat yang memiliki perwakilan di negeri ini, dilangsungkan di Istana Merdeka.

Pada acara tersebut, kedua pintu gerbang Istana Merdeka, yang terletak di Jalan Merdeka Utara Jakarta, dibuka lebar. Kedua pintu gerbang ini masing2 dijaga oleh 2 orang petugas yang tergabung didalam Satuan Pengawal Presiden (Satwalpres).

Di halaman serambi Istana, Barisan Jajaran Kehormatan yang pada saat ini Letkol Soenarjo bertindak sebagai komandannya, berbaris dengan rapi menghadap serambi Istana, latar belakang Pasukan Kehormatan ialah tiang bendera yang menjulang kokoh serta sebuah kolam yang dihiasi dengan air mancur.

Pasukan Kehormatan ini terdiri dari 1 peleton korps musik, 1 regu pengawal bendera Indonesia dan bendera dari negara yang bersangkutan. Selain itu terdapat pasukan inti dari ketiga Angkatan dan Polri masing2 1 peleton.

Pada upacara seperti ini pasukan menggunakan pakaian seragam, celana putih dan baju upacara berwama abu2 tua.

Di bawah tangga serambi istana 2 orang pengawal berpakaian seragam siap menanti kedatangan sang Duta Besar.

"Indonesia-1" Untuk Dubes

Sebuah mobil "Cadillac" berwarna hitam dengan bertuliskan "Indonesia-1", digunakan untuk sang Duta Besar dalam acara ini.

Pada kesempatan seperti ini, seorang Duta Besar didampingi oleh salah seorang ajudan Kepala Negara RI, seorang petugas protokol dari Dep. Luar Negeri kita dan beberapa staf dari kedutaan yang bersangkutan.

Upacara Penghormatan

Tiba di Istana, kedatangan Duta Besar baru yang akan menyerahkan surat2 kepercayaan telah siap disambut oleh Jajaran Kehormatan. Duta Besar dengan didampingi ajudan dan protokol menerima penghormatan dari Jajaran Kehormatan, diiringi dengan lagu kebangsaan negara itu.

Komandan Pasukan Kehormatan kemudian melaporkan bahwa pasukan siap untuk diperiksa. Duta Besar didampingi oleh ajudan dan komandan memeriksa barisan dengan iringan lagu Mars "Maju Tak Gentar”, pasukan berposisi hormat senjata.

Setelah selesai memeriksa, Duta Besar menaiki tangga serambi Istana dan disambut oleh Kepala Rumah Tangga Kepresidenan yaitu Bapak Sampurno dan seorang anggota protokol Istana. Dubes dan stafnya kemudian didampingi oleh Dirjen Protokol Deplu Yoop Ave dipersilahkan mengisi buku tamu yang terletak di salah satu ruangan sayap kiri Istana Merdeka.

Sementara Duta Besar sedang mengisi buku tamu di Istana Merdeka para pejabat yang akan mendampingi Kepala Negara RI, Presiden Soeharto telah bersiap2. Biasanya Presiden Soeharto didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja, Menko Polkam Jenderal M Panggabean, Menteri Sekneg Sudharmono SH, bjen Deplu, Sekjen Deplu, Dirjen Pengamanan Deplu, Sekretaris Militer Presiden dan beberapa staf yang berfungsi ajudan beberapa pengawal, dokter pribadi dan protokol.

Kepala Negara tiba ditempat acara sebelum Duta Besar tiba. Pada acara seperti ini Presiden Soeharto lebih sering menggunakan jas berwama gelap. Beliau dengan penuh ketegangan menantikan kedatangan tamunya.

Duta Besar masuk ruangan upacara melalui pintu inti main gate, seluruh lantai dilapisi dengan permadani beludru berwarna merah. Ia berdiri tepat dihadapan Kepala Negara. Dirjen Protokol memperkenalkan tamu (Dubes) kepada Presiden Soeharto setelah itu sang Dubes menyerahkan surat2 Kepercayaan kepada Kepala Negara, danKepala Negara menyalami Duta Besar baru itu.

Acara selanjutnya adalah kata2 (pidato) perkenalan danharapan dari Duta Besar. Dilanjutkan dengan sambutan Presiden serta ucapan selamat datang di Indonesia.

Toast dan Perkenalan

Istana Merdeka yang indah kaca2 besar dan mengkilap menghiasi dinding2nya. Dua buah bendera Indonesia bertengger dengan megah, diatas ruangan upacara tergan ng lampu2 kristal yang panjangnya sekitar 1,3 meter.

Bunga2 lebih menyemarakkan suasana, begitu juga keakraban yang terpancar diantara "Tuan Rumah" dan Tamu.

Seusai acara resmi penyerahan Surat2 Kepercayaan tersebut Duta Besar memperkenalkan para staf kedutaannya satu persatu. Presiden Soeharto juga memperkenalkan para pejabat yang pada saat itu turut mendampingi.

Acara dilanjutkan dengan ramah tamah, Kepala Negara didampingi oleh juru bahasa (penterjemah) berbincang-bincang dengan Duta Besar yang baru. Mereka juga mengadakan "Toast" bersama.

kini tradisi untuk acara ini adalah minuman khas Bali yaitu "brem". Berseri-seri semuanya, mengharapkan persahabatan dan kesejahteraan masing2 negara.

Upacara penyerahan Surat2 Kepercayaan2 biasanya berlangsung selama 30 menit. Juga tergantung dari negara mana yang berkesempatan menyerahkan surat2 tersebut.

Biasanya negara2 Eropa Barat dan ASEAN akan memakan waktu lebih lama, karena masalah yang dibicarakan dalam kesempatan ber-bincang2 akan lebih banyak.

Setelah dianggap cukup oleh petugas protokol Istana, maka Duta Besar dan staf berpamitan kepada Kepala Negara. Di tangga serambi Istana, kembali Duta Besar mendapat penghormatan dari Jajaran Pasukan Kehormatan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Setelah ini komandan melaporkan bahwa upacara selesai. Maka kendaraan "Indonesia-1" siap untuk mengantar sang Duta Besar. "Cadilac" hitam berlalu meninggalkan Istana Merdeka, maka usailah acara penyerahan Surat2 Kepercayaan seorang Duta Besar kepada Kepala Negara RI. Presiden Soeharto. (DTS)

Jakarta, Berita Buana

Sumber: BERITA BUANA (14/10/1978)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 735-738.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.