Teman-Teman Bapak Mencar

Jakarta, 29 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak. H.M. Soeharto dan keluarga

di Tempat

TEMAN- TEMAN BAPAK MENCARI

SELAMAT [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan hormat,

Pertama-tama perkenankanlah kami memperkenalkan diri kami kepada Bapak dan keluarga sebagai berikut:

  1. Ahmad Arifin Fadli

          Kec. Johar Baru

          Jakarta

  1. R. Andre Pierre

         Kec. Kebayoran Baru.

         Jakarta

Pada kesempatan ini pula kami turut menyatakan prihatin atas keadaan dan kondisi negara kita yang sedang dilanda berbagai macam krisis, seperti krisis ekonomi, moneter, dan politik.

Selain daripada itu, kami juga turut prihatin dengan keadaan dan kondisi yang sedang Bapak dan keluarga hadapi saat ini dengan banyaknya hujatan, kecaman, dan tekanan-tekanan secara moral yang banyak sekali dilakukan oleh masyarakat maupun oleh orang-orang yang dulunya sangat dekat dengan Bapak dan keluarga dan sekarang mereka telah menjauhi dan meninggalkan Bapak hanya untuk mencari selamat agar mereka tidak ikut mengalami apa yang Bapak dan keluarga saat ini rasakan.

Kami mendoakan ke hadirat Allah swt semoga Bapak dan keluarga tetap tabah, sabar, dan tawakal atas semua cobaan ini dan dapat memberikan maaf bagi mereka yang telah menghujat, mencaci maki, sehingga Bapak dan keluarga akan mendapatkan rahmah, hidayah, maghfirah dan lindungan-Nya, karena orang yang sabar dan pemaaf itu akan selalu dilindungi dalam hal apapun oleh Allah SWT. Amin, amin ya Robbal’ alamin.

Bapak H. Mohammad Soeharto yang masih tetap kami hormati!

Melalui surat ini kami juga menyaksikan kesediaan diri kami berdua untuk membantu Bapak dan keluarga dalam bidang apapun sesuai dengan kemampuan kami yang ada, apabila memang tenaga dan diri kami berdua ini memang ada manfaatnya dan dibutuhkan oleh Bapak dan keluarga.

Dalam hal ini perlu kami sampaikan kepada Bapak dan keluarga bahwa apa yang kami sampaikan melalui surat ini merupakan apa yang ada di hati kami dan tanpa ada maksud apapun apalagi ingin mencari keuntungan buat kami pribadi, tetapi hal ini kami lakukan karena kami menganggap sampai dengan saat ini Bapak tetaplah Bapak kami pemimpin kami, kepala negara kami dan presiden kami terbaik yang pernah dimiliki oleh negara kita ini.

Hal ini bukan berarti pula kami ingin mencari muka untuk mendapat simpati Bapak dan keluarga tetapi hal ini kami sampaikan dari lubuk hati yang paling dalam dari seorang anak yang ikut merasakan sedih susahnya hati Bapaknya (orangtuanya) yang sedang mendapatkan cobaan dari Allah swt, semoga Allah swt selalu memberikan kebahagiaan, kelapangan, dan ketabahan bagi Bapak dan seluruh keluarga. amien, amin ya Robbal ‘alamin. (DTS)

Hormat kami berdua,

Ahmad Arifin Fadli dan R. Andre Pierre

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 713-714. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.