TEPAT, PAK HARTO TUNDA KUNJUNGAN KE AUSTRALIA

TEPAT, PAK HARTO TUNDA KUNJUNGAN KE AUSTRALIA[1]

 

Jakarta, Media Indonesia

Panglima ABRI Jenderal TNI Faisal Tanjung menilai tepat imbauan anggota DPR RI yang meminta Presiden Soeharto menunda dulu untuk sementara rencana kunjungan kenegaraan ke Australia.

“Itu yang terbaik, DPR wakil rakyat, wakil kalian,” kata Pangab kepada wartawan usai acara serah terima jabatan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) dari Brigjen TNI Siradjuddin kepada Brigjen TNT Sugiono di Jakarta, kemarin.

Namun, Pangab menjamin bahwa hubungan ABRI denganAngkatan Bersenjata Australia tidak terganggu dengan pembatalan Letjen (Pur) HBL Mantiri sebagai Duta Besar untuk Australia. “Tidak ada masalah dan hubungan angkatan bersenjata kedua negara tetap bagus,” katanya.

Kawasan ABRI Letjen TNT Soeyono juga menjelaskan dalam kesempatan terpisah, sampai saat ini tidak ada perintah untuk melakukan penundaan latihan gabungan (Latgab) antara Angkatan Bersenjata Indonesia dan Angkatan Bersenjata Australia.

“Sementara, belum ada instruksi penundaan dan persiapan tetap berjalan seperti biasa sebab Latgab ini perlu. Apalagi untuk itu sampai saat inikita sudah mengeluarkan biaya yang cukup banyak,” ujar Soeyono.

 

Namun dia juga mengakui perubahan rencana dimungkinkan terjadi sewaktu­ waktu, kalau keadaan cuaca atau yang lain menuntut begitu. Dalam kesernpatan lain. Menko Polkam Soesilo Soedannan kembali menegaskan sikap pernerintah untuk tetap mengosongkan pos Dubes RI di Australia sarnpai dianggap diperlukan.

“Biarkan debu di Australia turun dulu. Kita lihat siapa yang untung dan siapa yang rugi,” katanya kepada wartawan usai meresmikan terbentuknya Asosiasi Forensik Indonesia (AFI) di Jakarta kemarin.

Sebenarnya, kata Soesilo penolakan Mantiri itu menjadi heboh di Australia. “Menlu Gareth Evans diantemin. Itulah konsekuensinya. Jadi, sekarang ini teman bisa jadi nggak teman namun tetap yang ditonjolkan kepentingan bangsa. Dengan Australia kita teman terus karena kita punya kepentingan,” lanjutnya. Menjawab wartawan soal kapan pos Dubes itu kernbali diisi, Soesilo rnenyatakan harus rnelihat situasinya terlebih dulu.

“Apakah sarnpai pernilu di Australia selesai,”tanya wartawan. Menko Polkarn rneminta agar rnasalah itu tidak dihubung-hubungkan dengan Pemilu di negara Kanguru itu. “Pokoknya tunggu saja, saatnya diperlukan tinggal Bismillah,” katanya.

Soesilo menilai dalarn beberapa hal Australia bersikap baik sekali terhadap In­donesia. Dicontohkan, saat sidang APEC digelar di Indonesia, Perdana Menteri Aus­tralia Paul Keating bolak-balik menawarkan bantuan. (Mts)

Sumber: MEDIA INDONESIA (15/07/1995)

_________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 245-246.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.