TIDAK ADA BUMN URUSAN ROTAN

TIDAK ADA BUMN URUSAN ROTAN

Surabaya, Antara

Presiden Soeharto menegaskan, pemerintah tidak berniat mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang rotan. Keikutsertaan pemerintah terbatas pada pembuatan kebijaksanaan dan peraturan perundangannya saja.

Kebijaksanaan pemerintah itu dijelaskan Kepala Negara ketika mengadakan temu wicara dengan para perajin rotan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis.

Presiden mengadakan kunjungan kerja sehari di Jatim untuk meresmikan secara simbolis 100 pabrik barangjadi rotan dan 124 sentra industri kecil rotan di 22 propinsi yang dipusatkan di PT. Fendi Mungil, Gresik.

“Pemerintah tidak berniat mendirikan BUMN, tapi cukup dengan menentukan kebijaksanaan, peraturan, kemudian proses selanjutnya diserahkan kepada masyarakat itu sendiri,” ujar Presiden.

Mengenai prospek pemasaran rotan di luar negeri, Kepala Negara mengatakan bahwa sebuah perkiraan menyebutkan dewasa ini transaksi rotan internasional mencapai satu miliar dolar AS.

Pangsa Pasar

Indonesia dalam hal ini baru mencapai sekitar 80 juta dolar AS. Jika produk rotan Indonesia bisa mencapai 600.000 ton setahun seperti yang diperkirakan Departemen Perindustrian dengan harga 1.000 dolar AS/ton, maka devisa yang bisa diperoleh tercatat sebesar 600 juta dolar AS.

Peningkatan ekspor ini tidak hanya berarti meningkatnya penerimaan devisa bagi negara, tapi juga pajak yang dibayarkan pengusaha kepada pemerintah.

Dalam temu wicara tersebut beberapa perajin menyampaikan keluhan tentang masih terbatasnya kesempatan mengekspor produksinya dan juga mengenai anjloknya harga.

Ketika menjawab pertanyaan itu Presiden Soeharto menegaskan, tidak perlu semua pengusaha mengekspor sendiri hasil produksinya, karena bisa terjadi pembeli dari luar negeri berusaha menekan harga.

Selain itu para pengusaha dipandang perlu untuk membuat perhitungan tentang konsumsi di luar negeri sehingga tidak perlu lagi terjadi seperti yang dikeluhkan seorang pengusaha bahwa permintaan yang merosot pada saat ekspor barang jadi melonjak.

Kepala Negara seusai mengadakan temu wicara tersebut berkesempatan memberangkatkan angkutan truk yang membawa rotan jadi hasil produksi PT.Fendi Mungil.

Pada acara peresmian itu hadir Ketua MPR/DPR Kharis Suhud, Menko Ekuin dan Pengawasan Pembangunan Radius Prawiro, Menteri Perdagangan Arifin Siregar, Menteri Koperasi Bustanil Arifin, Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap serta Mensesneg Moerdiono. Juga nampak hadir Dubes Australia Bill Morisson.

Surabaya, ANTARA

Sumber : ANTARA (11/08/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 345-346.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.