TIDAK MUSTAHIL KETUA DPR BARU DARI NU [1]
Djakarta, Pedoman
Duduknja orang NU sebagai ketua DPR hasil Pemilu adalah “tidak mustahil, karena diantara partai2 NU jang paling besar”, kata ketua DPR GR Achmad Sjaichu kemarin.
Tetapi ia menolak menjebut nama jang mungkin duduk sebagai badan legislatif itu, sekalipun sumber2 disebut nama ketua umum partai NU, KH Idham Chalid. Sjaichu sedang mendjawab pertanyaan pers di kantomja, Senajan.
Menjinggung gagasan presiden mengenai penjederhanaan fraksi di dalam DPR, Sjaichu mengemukakan persetudjuan partainja dan pengalaman2nja sebagai ketua DPR, katanja, menundjukan bahwa semakin banjak fraksi semakin sulit menyelesaikan pembitjaraan suatu masalah.
Sjaichu belum dapat mengatakan bagaimana bentuk kelompok Persatuan Pembangunan jang terdiri dari Partai2 Islam, tapi katanja soal persaingan di golongan Islam bukanlah soal baru.
Ia menyebut zaman MIAI (Madjelis Islam A’ ala Indonesia), Liga Demokrasi dan Masjumi dulu.
Terhadap kemungkinan bentuk persatuan diantara partai2 itu, Sjaichu hanya mengangkat bahu dan mengatakan djuga aliansi. Ia mengesampingkan kemungkinan untuk berfusi dalam waktu2 dekat ini.
Sementara orang2 sibuk bitjara soal pengelompokan partai2 politik ke dalam dua fraksi di DPR nanti, kurang lebih 10 orang tokoh Islam, dari berbagai organisasi, termasuk orang2 ABRI dan Golkar, mengadakan pertemuan hari Minggu lalu untuk membitjarakan “Peranan Umat Islam dalam konteks Pembangunan”.
Pertemuan ini disponsori oleh Organisasi Islam Indonesia (OII) jang djuga diketuai oleh Sjaichu.
Pertemuan ini telah membentuk suatu team untuk membuat kertas kerdja mengenai hal2 jang bisa dikerdjakan umat Islam, terutama dalam hal2 jang sifatnya non politis. Menurut Sjaichu, dalam soal2 politik, pertemuan itu mengartdjurkan supaja organisasi politik, memakai predikat partai Islam, menjesuaikan gerak langkah mereka baik dalam bidang organisasi maupun hal2 lain.
Pertemuan serupa akan diadakan lagi dalam waktu 10 hari mendatang ini ketika teman itu menjampaikan hasil kerdjanja. (DTS)
Sumber: PEDOMAN (12/10/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 914-915.