Medan, ……1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
beserta keluarga
di Jakarta
TIDAK SEMUA MEMBENCI
BAPAK [1]
Saya dan keluarga mendoakan semoga Bapak dan keluarga selalu sehat-sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan YME. Amin.
Saya dan keluarga sedih dan prihatin atas segala yang terjadi belakangan ini. Sekalipun kita tidak saling kenal satu sama lain, tapi paling tidak kami sekeluarga mengenal Bapak dan keluarga lewat media cetak dan elektronik.
Semoga Bapak Soeharto dan keluarga sabar dan tawakal menghadapi semua ini. Enggak semua rakyat Indonesia membenci Bapak dan keluarga. Buktinya kami ini kenal juga enggak, tapi kami simpati.
Semoga kita semua mendapatkan yang terbaik dan selalu dalam lindungan-Nya. Amin.
Saya kira, sekian dulu dan semoga Bapak mengetahui kalau kami tidak membenci Bapak sekeluarga, yang berarti tidak semua rakyat Indonesia membenci Bapak. (DTS)
Was salam ….
Dari
Wenny dan keluarga
Medan
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 842. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.