Kayu Agung, 23 Juli 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Tempat
TUHAN TIDAK TIDUR [1]
Assalamu’ alaikum wr. wb.
Ananda mengharapkan Bapak beserta keluarga selalu sehat tanpa kekurangan suatu apa pun, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Ananda mempunyai masalah menyangkut kelangsungan sekolah. Ananda hampir tidak bisa melanjutkan, karena untuk membiayai keperluan sekolah sangat sulit. Bapak, mungkin tidak mengetahui, selama sekolah semua biaya Ananda sendiri yang mencarinya yaitu dengan cara menjual krupuk ikan.
Bapak, Ananda selalu berdoa semoga Bapak beserta keluarga tabah, sabar, dan tawakal menghadapi cobaan dari Allah SWT. Ananda yakin Allah tidak tidur. Dia selalu menolong hamba-Nya yang selalu tabah. Ananda percaya Bapak adalah pemimpin yang patut diteladani. Ananda selalu menganggap Bapak sebagai putra bangsa yang telah banyak berkorban demi nusa dan Indonesia yang tercinta.
Ananda sangat bangga, dan akan mencontoh perjuangan Bapak dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, ananda tidak ingin pendidikan ini putus di tengah jalan.
Akhirnya tanpa banyak kata, Ananda mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian Bapak terhadap anak bangsa. Semoga amal ibadah yang Bapak berikan diterima di sisi Allah SWT.
Ananda akhiri dengan ucapan terimakasih. (DTS)
Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamu’ alaikum wr. wb.
Anandamu
Yusi Yanti
Sumatera Selatan
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 231. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.