WAPRES TINJAU PROYEK PEMBANGUNAN DI KALTENG

WAPRES TINJAU PROYEK PEMBANGUNAN DI KALTENG

 

 

Selama sehari penuh, hari Jumat lalu Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah bersama nyonya dan rombongan meninjau beberapa proyek pembangunan dan lokasi transmigrasi di Kalimantan Tengah.

Dalam kesempatan ini Wapres sempat mengingatkan agar segera memanfaatkan proyek Bendungan Riam Gohong Rawai, di Kabupaten Kapuas yang dibangun sejak tahun 1974 dan baru selesai 1983 karena pelaksanaannya tersendat-sendat.

Proyek bendungan yang menghabiskan dana Rp 1,2 milyar dan terletak sekitar 250 km utara Palangkaraya tersebut direncanakan mampu mengairi persawahan 720 hektar, termasuk 500 hektar persawahan di daerah transmigrasi.

“Proyek ini harus berhasil dan dimanfaatkan semaksimal mungkin, kalau tidak maka sia-sialah segala usaha yang telah dilakukan untuk itu,” kata Wapres tegas.

Kepala Kanwil PU Kalteng, Ir. Edward Pawaii mengatakan, bendungan dan pengairan teknis yang sudah ada belum dimanfaatkan secara maksimal, karena penduduk sekitar proyek itu belum terangsang membuka persawahan meski sudah pemah dibuat sawah percontohan seluas 10 hektar.

Ia juga melaporkan bahwa pengetahuan dan keterampilan petani tentang cara menanam padi yang baik masih kurang. Untuk hal ini Wapres berpesan, perlu ditingkatkan penyuluhan oleh petugas pertanian.

Wapres dalam peninjauannya ke Kalteng disertai Ketua Badan Pengawas Pembangunan dan Keuangan (BPKP) Drs Gandi, Deputi Bappenas Prof. Mulyana, Irjen Depdagri S. Pamudji dan Kordinator Opstibpus Hardiman. Selama meninjau ke lokasi proyek menggunakan helikopter TNI-AU. Rombongan didampingi Gubernur Kalteng. Gatot Amrih SH.

Parenggean

Wapres dan rombongan juga meninjau lokasi transmigrasi Parenggean di Kabupaten Kotawaringin Timur atau sekitar 300 km barat laut ibu Kota Kalteng, Selama setengah jam Wapres sempat bertemu wicara dengan para transmigran.

Para transmigran umumnya hanya minta bantuan ternak sapi dan alat-alat kesenian daerah untuk hiburan di daerah terpencil ini. Penghuni lokasi transmigrasi itu berasal dari Jabar, Yogyakarta, dan Jatim.

Kepala Biro Humas Pemda Kalteng kepada wartawan mengungkapkan, di lokasi transmigrasi Parenggean terdapat 400 rumah dan lahan yang belum terisi, meskipun sarana sosial sudah tersedia.

Untuk mengisi rumah itu, diharapkan dari transmigrasi swakarsa, pemukiman kembali penduduk, dan penempatan bekas Akad (angkatan kerja antar daerah).

Di Kalteng kini terdapat 9.886 rumah transmigrasi yang masih kosong, karena lambatnya mendatangkan para transmigran. Kondisi rumah tersebut kini sebagian terancam rusak.

Wapres juga meninjau proyek percobaan pemanfaatan gambut sebagai sumber energi di Bereng Bengkel, 20 km selatan Palangkaraya. Proyek ini merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dan Finlandia.

Sebelum kembali ke Jakarta, Wapres memberikan pengarahan kepada Muspida se Kalteng di Palangkaraya. Dalam kesempatan itu antara lain disinggung masalah pertanahan yang hingga kini dinilai masih kronis dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Dalam soal ini ditekankan, perlu adanya tindakan yang menjamin kepastian hukum dan kecepatan pelayanan untuk memenuhi tuntutan keutuhan pembangunan. (RA)

 

 

Palangkaraya, Kompas

Sumber : KOMPAS (29/06/1987)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 159-160.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.