YANG LAHIR DI ZAMAN MERDEKA
Jakarta, Pelita
ADA sentuhan kemanusiaan yang dibangun oleh Presiden Soeharto ketika menyampaikan amanatnya pada upacara Apel Besar Hari Pramuka 1988 di halaman Istana Kamis pagi.
Berkata Presiden Soeharto, Anak-anakku, segenap anggota Pramuka, hendaknya kalian semua sadar bahwa kemerdekaan adalah tanggungjawab besar. Tanggungjawab untuk membela bangsa dari berbagai ancaman, mengejar berbagai ketinggalan dan keterbelakangan untuk mewujudkan cita-cita nasional bangsa kita, terwujudnya masyarakat Pancasila.
Lebih jauh Kepala Negara mengatakan, kalian beruntung lahir di zaman Indonesia Merdeka. Tidak seperti pendahulu kalian terpaksa hidup sebagai anak jajahan. Tetapi hal itu tidak boleh membuat kalian lengah dan lalu hidup bersantai-santai. Kalian adalah generasi masa depan. Bagaimana masa depan itu terpulang pada kalian sendiri dan kalian sendirilah yang harus membentuknya.
Penuh kebapakan yang bijak, kita merasakan apa yang dikemukakan oleh Presiden Soeharto sebagai gambaran perjalanan bangsa. Ada suatu perbedaan yang tajam antara anak-anak remaja masa kini dengan dulu sebagai anak jajahan.
Anak jajahan, paling tidak tertekan kehidupan batinnya. Namun justru karena ada tekanan itulah mengalir semangat kepahlawanan untuk bersama-sama membangun diri menjadi kesatuan bangsa yang ingin merdeka.
Memang kita ikut merasakan apa yang dikatakan oleh Presiden Soeharto bagaimana pedihnya sebagai anak jajahan. Serba kekurangan, tiada kemewahan. Diperlakukan sewenang-wenang oleh anak-anak penjajah. Ada perbedaan hidup yang tajam dalam dunia pendidikan dan dalam kesehariannya.
Lantas bagairnana dengan anak-anak remaja yang lahir di zaman kemerdekaan. Paling tidak suasana kebebasan begitu segar kita rasakan. Di sana berbagai kesempatan dapat ditempuh. Tinggal lagi kemauan. Adakah kemauan untuk meraih setiap kesempatan. Itulah sekelumit untungnya mereka yang lahir di zaman kemerdekaan.
Ternyata mereka yang pernah hidup pada masa penjajahan memiliki motivasi perjuangan. Mereka rnempunyai cita-cita yang teramat mulia bagaimana membebaskan bangsa ini dari cengkraman penjajahan.
Tanpa pamrih dalam setiap langkah perjuangannya begitu dominan melekat pada diri setiap rakyat bangsa Indonesia. Justru motivasi inilah yang menghantarkan bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan.
Motivasi suatu bangsa tidak harus berhenti dalam satu kurun yang berbeda. Motivasi harus berkesinambungan. Walaupun kondisi dan situasi berbeda namun motivasi harus ikut menyertai setiap usaha-usaha mencapai cita-cita.
Kini masa pembangunan untuk masa depan. Masa depan bangsa ini kalua menurut Presiden Soeharto terpulang kepada generasi muda masa kini. Kalau mereka bersantai-santai pada saat itu pula motivasi yang mendorong semangat perjuangan membangun akan pudar dan bahkan akan sima kembali.
Amat bijak apa yang dikatakan oleh Kepala Negara. Tidak ada janji sesuatu yang akan diwariskan melainkan Presiden Soeharto mengingatkan agar generasi muda masa kini jangan sampai lengah dan lalu hidup bersantai-santai. Kalian adalah generasi masa depan.
Bagairnana masa depan itu terpulang pada kalian sendiri dan kalian sendirilah yang membentuknya. Semua itu suatu upaya yang amat manusiawi yang mampu memberi motivasi bagi generasi muda.
Kita akui terkadang, suatu suasana yang enak dan nyaman tanpa ada tantangan akan melemahkan daya juang untuk hidup. Suasana kemerdekaan yang diisi dengan kesantaian juga akan sama halnya bisa melemahkan daya juang.
Kita percaya gerakan Pramuka adalah suatu kelompok generasi muda yang memiliki idealisme lain. Dari kegiatan-kegiatannya yang kita simak mereka menjurus kepada penanaman rasa tanggungjawab untuk masa depan mereka. Mendisiplin diri melalui kegiatan dan kesibukan Pramuka akan sangat membantu rasa tanggungjawab mereka sekaligus memiliki kepribadian yang dewasa.
Rasa percaya pada diri sendiri, kemudian rasa setiakawan sangatlah ditanamkan dari gerakan Pramuka. Tentu generasi muda lainnya dapat mencontoh prilaku gerakan Pramuka ini.
Dalam tubuh gerakan Pramuka ditanamkan jiwa merdeka tetapi ia tidak lepas dari semangat membangun. Jiwa merdeka adalah jiwa yang dapat dipergunakan untuk berbuat mengisi kemerdekaan itu sendiri. Mengisi kemerdekaan berarti juga mengejar ketinggalan dan keterbelakangan.
Suatu mimpi masa depan tidak dapat ditempuh dengan cara santai. Mimpi yang indah dapat diwujudkan dengan kerja keras. Dan kerja keras itu pada hakekatnya ada pada pundak generasi muda. Jadi mereka yang lahir dalam zaman kemerdekaan adalah mereka yang diberi kebebasan untuk membangun dirinya, membangun bangsa dan negaranya.
Sumber : PELITA (20/08/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 647-648.