Yang Mulia
Bapak Soeharto
Jl. Cendana No.6
Jakarta
YANG MULIA BERJASA BESAR [1]
Yang mulia,
Saya sangat terkejut mendengar bahwa yang Mulia mengundurkan diri dari jabatan Presiden Republik Indonesia hari ini. Adalah kenangan besar bagi saya, ketika mengadakan pertukaran pendapat tentang berbagai masalah secara akrab dengan Yang Mulia, pada waktu saya mengunjungi Indonesia pada bulan Maret yang lalu.
Yang Mulia sebagai “Bapak Pembangunan” berjasa besar lebih dari 30 tahun untuk pembangunan Indonesia serta untuk peningkatan posisi Indonesia dalam dunia Internasional yang takkan terlupakan untuk selamanya. Saya merasa terharu mendengar pengunduran diri Yang Mulia, yang demikian besar jasanya yang menjadi suatu peristiwa yang bersejarah.
Yang Mulia berjasa besar dalam mengembangkan hubungan persahabatan antara Jepang dan Indonesia, khususnya ketika Jepang menghadapi Krisis Minyak. Indonesia sebagai negara sahabat mengulurkan bantuan. Hal itu tetap tak terlupakan bagi rakyat Jepang.
Pada kesempatan ini, sekali lagi saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas usaha Yang Mulia dalam mengembangkan hubungan kedua negara kita.
Kami tidak akan melupakan peranan Indonesia yang sangat penting dalam dunia Internasional seperti ASEAN dan APEC pada khususnya.
Saya ingin menyampaikan penghargaan dari lubuk hati yang tulus atas sumbangsih Yang Mulia yang sangat besar demi perdamaian dan stabilitas dunia internasional sebagai salah seorang pemimpin negara-negara ASEAN.
Dalam pertemuan APEC di Bogor, atas prakarsa Yang Mulia masalah liberalisasi dan kelancaran perdagangan dan investasi dicetuskan.
Seluruh rakyat Jepang berdo’a semoga Indonesia tetap makmur dan tetap memberi dukungan atas usaha Indonesia dalam melaksanakan reformasi.
Akhir kata saya juga mendo’akan semoga Yang Mulia selalu dalam keadaan sehat wal’ afat. (DTS)
Hormat saya,
Ryotaro Hashimoto
Perdana Menteri Jepang
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 568-569. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.