1972-02-08 Kunjungi Melbourne, Presiden Soeharto Hadiahkan Gong

Kunjungi Melbourne, Presiden Soeharto Hadiahkan Gong[1]

 SELASA, 8 FEBRUARI 1972, Pada hari ini tepat jam 10.00 waktu setempat, Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan meninggalkan Canberra menuju Melbourne. Keberangkatan rombongan dilepas antara lain oleh Gubernur Jenderal Sir Paul Hasluck dan PM McMahon.

Tiba di lapangan udara Melbourne, Presiden Soeharto beserta rombongan disambut oleh Gubernur Victoria, Sir Rohan Delacombe dan Menteri Pertama Negara Bagian Victoria, Sir Henri Bolte. Sebagai ucapan selamat datang, Ibu Tien Soeharto menerima rangkaian bunga dari Lady Bolte, yang disampaikan oleh Rema O’Neil, puteri Ketua Asosiasi Indonesia-Australia. Sambutan penduduk Melbourne sangat meriah; penduduk berjejal di jalan ketika rombongan Presiden mendekati kota Melbourne dari lapangan udara internasional Tullamarine.

Setiba di Balaikota Melbourne, Presiden Soeharto diterima oleh Walikota Edward Rowland. Dalam pidatonya Presiden mengatakan bahwa kunjungannya ke kota Melbourne yang besar, indah dan bersih ini, diharapkan dapat merupakan tali pengikat hubungan yang lebih erat dan sulit diputuskan. Selanjutnya Presiden menyerahkan sebuah gong yang bergantung pada bingkai kayu kepada Walikota Melbourne sebagai kenang-kenangan atas kunjungannya di kota  tersebut.

Siang hari ini, Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan menghadiri jamuan makan yang diselenggarakan oleh para pengusaha Australia di Melbourne, yang tergabung dalam Australian-Indonesian Business Cooperation Committee di Southern Cross Hotel. Dalam jamuan ini Presiden Soeharto mengemukakan bahwa prioritas pembangunan nasional Indonesia dewasa ini ialah pembangunan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian, tetapi prioritas tersebut secara berangsur-angsur akan dialihkan ke sektor perindustrian. Dalam tahap yang akan datang, Indonesia berharap akan dapat menanggulangi masalah pengangguran, urbanisasi serta pendistribusian penduduk. Juga dikemuka kan bahwa apa yang kami inginkan itu tidaklah dilaksanakan seorang diri saja, tetapi dengan seluruh bangsa Indonesia. Namun begitu kami menyadari bahwa tanpa adanya kesediaan negara-negara maju untuk memberikan bantuan, maka kemajuan yang akan kami capai tidak akan berhasil begitu cepat.

Seusai pertemuan, Presiden Soeharto beserta rombongan meninjau tempat pembiakan ternak dan kuda pacu Stockwell di daerah Diggers Rest. Kepada Presiden diperlihatkan dua ekor kuda yang akan ikut dalam pacuan pada akhir tahun ini. Untuk itu, sebagai suatu kehormatan, Presiden diminta untuk memberi nama pada kuda-kuda tersebut. Kemudian Presiden memberi nama Tontonan untuk kuda milik Mr. Handcock, manajer peternakan Stockwell ini, dan Kemanisan untuk kuda Menteri Pertama Negara Bagian Victoria, Sir Henri Bolte. Presiden juga telah memberikan perhatian serius pada cara-cara pembiakan lembu keturunan Andes dan Brahma, yang merupakan jenis lembu terbaik untuk dikembangkan. (WNR)



[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973”, hal 412. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.