Menerima Presiden Birma, Presiden Soeharto: Persahabatan Indonesia-Birma terjalin Sejak Hari-Hari Pertama Kemerdekaan[1]
SENIN, 11 JUNI 1973, Tamu negara, Presiden/Ketua Dewan Revolusi Birma dan Nyonya Ne Win, tiba di Indonesia dan disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto di lapangan udara Kemayoran siang ini. Setelah beristirahat sejenak, pada pukul 14.30 siang ini kedua tamu agung itu melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka, yang kemudian diikuti dengan acara tukar menukar cinderamata. Selanjutnya Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan empat mata dengan Presiden Ne Win.
Untuk menghormat kunjungan pemimpin dan ibu negara Birma, bertempat di Istana Merdeka malam ini Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan makan malam untuk mereka. Dalam pidato sambutannya, Presiden mengatakan bahwa hubungan kedua negara dibangun diatas suatu prinsip yang kokoh, bukan atas dasar untung rugi jangka pendek. Pada kesempatan ini Presiden Soeharto menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Ne Win atas kesediaannya untuk menjual beras kepada Indonesia ketika rakyat Indonesia mengalami situasi pangan yang gawat belum lama ini, pada hal produksi beras Birma waktu itu tidaklah menggembirakan. Hal ini, menurut Presiden, mencerminkan rasa persahabatan yang sangat dalam dari Pemerintah dan rakyat Birma kepada Indonesia. Dalam pidato balasannya, Jenderal Ne Win antara lain mengatakan bahwa dasar-dasar persahabatan antara Birma dan Indonesia telah diawali sejak hari-hari pertama perjuangan kemerdekaan kedua bangsa. (WNR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 28. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003