1974-04-22 Presiden Soeharto Bentuk Irjenbang

Presiden Soeharto Bentuk Irjenbang

 (Menerima Menteri Keuangan AS dan Imelda Marcos)[1]

 

SENIN, 22 April 1974, Presiden Soeharto telah membentuk beberapa Inspektur Jenderal Proyek-proyek Pembangunan (Irjenbang). Irjenbang ini diberi tugas untuk mengadakan pengawasaan terhadap pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang meliputi baik proyek sektoral, Inpres, bantuan desa maupun proyek-proyek daerah. Dalam melaksanakan tugasnya, Irjenbang mengadakan penelitian dan peninjauan pada proyek-proyek tersebut dan menyampaikan laporan kepada Presiden dan Wakil Presiden. Irjenbang menerima perintah dan petunjuk dari Presiden dan Wakil Presiden, serta bertanggungjawab kepada Presiden. Demikian ditetapkan dalam Keputusan Presiden No. 25 yang dikeluarkan hari ini.  Keputusan itu dikeluarkan dengan pertimbangan agar pelaksanaan proyek-proyek pembangunan  baik ditingkat nasional maupun daerah  dapat berjalan sesuai dengan landasan dan arah yang telah digariskan dalam Repelita II.

Menteri Keuangan Amerika Serikat, Goerge P Schultz, diterima oleh Presiden Soeharto pagi ini di Istana Merdeka. Dalam pertemuan yang berlangsung lebih kurang satu jam itu telah dibahas hubungan kedua negara, terutama menyangkut masalah-masalah moneter. Tetapi dalam konferensi pers yang berlangsung di Hotel Borobudur hari ini, ia tidak bersedia mengungkapkan materi pembicaraannya dengan presiden Soeharto dan Menteri Keuangan Ali Wardana. Ia hanya menegaskan bahwa negaranya akan tetap membantu Indonesia. Schultz dan rombongan kemarin telah meninjau pabrik pupuk  Pusri dan dan proyek Pertamina di Palembang.

First Lady Filipina, Imelda Marcos, tiba di Jakarta hari ini dalam rangka misi kebudayaannya ke Indonesia. Ia yang disertai oleh seorang putrinya, Irene, akan berada di Indonesia selama lima hari, dan menjadi tamu Ibu Soeharto. Presiden dan Ibu Soeharto siang ini menjamu makan siang Imelda Marcos, di kediaman jalan Cendana. Pada kesempatan itu, selain dilakukan pertukaran cinderamata antara kedua Ibu Negara, Nyonya Marcos juga telah memberikan sumbangan sebesar Rp. 70 juta untuk renovasi Candi Borobudur.

Malam ini diselenggarakan pertemuan Nyonya Marcos dengan tokoh-tokoh wanita Indonesia, dan kemudian dilanjutkan dengan acara kesenian di Istana Negara. Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Hamengku Buwono IX turut hadir dalam acara tersebut.

Malam ini pemerintah menaikkan harga delapan jenis bahan baku yang berasal dari minyak. Kenaikan harga minyak ini disebabkan oleh naiknya bahan bakar di pasaran internasional yang telah naik sebanyak lima kali sejak bulan April 1973. Sejak bulan Maret 1973, baru sekarang ini pemerintah menaikkan bahan bakar di dalam negeri. Ini berarti pemerintah selama ini memberi subsidi terhadap konsumen di dalam negeri , sehingga untuk memperkecil subsidi itu, maka pemerintah terpaksa menaikkan harganya. Demikian dijelaskan oleh Menteri Pertambangan Prof. Sadli , dalam wawancara dengan TVRI malam ini. (AFR)



[1] Dikutip Langsung dari Buku Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978, hal. 118.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.