1975-03-01 Presiden Soeharto Menerima Menlu Korea Selatan

Presiden Soeharto Menerima Menlu Korea Selatan

(Soal  Perjanjian Perbatasan dengan Filipina dibahas dengan Panggabean)[1]

SABTU, 1 MARET  1975, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Dr. Kim Dong Jo, jam 09.00 pagi mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Kesempatan itu telah dipergunakan oleh kedua pemimpin untuk saling bertukar fikiran mengenai pelbagai masalah yang menyangkut hubungan  bilateral kedua negara, disamping masalah perdamaian Asia Tenggara. Kepada Menteri Luar Negeri Korea Selatan  itu Kepala Negara antara lain telah menjelaskan mengenai kebijaksanaan yang telah dan akan ditempuh oleh pemerintah Indonesia dalam pembangunan dan usaha mencapai kesejahteraan rakyat. Pada kesempatan itu pula Presiden telah menyampaikan undangan kepada Presiden Korea Selatan, Park Chung Hee, untuk berkunjung ke Indonesia. Sebagaimana diketahui, sejak hubungan diplomatik terjalin antara kedua negara belum pernah dilakukan pertukaran kunjungan antara kedua kepala negara, meskipun kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama.

Selesai pertemuan dengan tamu dari Korea Selatan, Presiden Soeharto menerima Menteri Hankam/Pangab, Jenderal M Pangabean. Beberapa hal, baik yang berdimensi nasional maupun internasional, telah dilaporkan dan dibicarakan oleh Jenderal Pangabean dalam pertemuan dengan Kepala Negara itu. Dalam dimensi internasional, pertemuan antara lain telah membahas tentang perjanjian perbatasan antara Indonesia dan Filipina. Perjanjian yang akan ditandatangani dalam waktu dekat ini oleh Menteri Hankam/Pangab, atas nama Pemerintah Indonesia, dan Menteri Pertahanan Juan Ponce Enrile, yang mewakili Pemerintah Filipina, meliputi patroli perbatasan dan lintasan perbatasan. Mengenai masalah dalam negeri, Jenderal Pangabean telah melaporkan tentang persiapan-persiapan yang telah dilakukan dalam rangka penyelenggaraan Repim ABRI 1975/1976 pada tanggal 19 sampai 22 Maret mendatang. Dalam hubungan ini Presiden Soeharto menyatakan akan memberikan amanatnya pada penutupan Rapim, sekaligus akan menerima hasil rapat pimpinan puncak ABRI seluruh Indonesia itu.

Di tempat yang sama, Presiden Soeharto siang ini mengadakan pertemuan selama satu jam dengan Menteri Negara PAN, Sumarlin, Kepala Staf Kopkamtib, Laksamana Sudomo, Kepala BAKN, AE Manihuruk dan Kepala Bakin, Yoga Sugama. Dengan menteri dan pejabat-pejabat tinggi tersebut, Kepala Negara telah membahas langkah-langkah untuk menyempurnakan administrasi kepegawaian. Kehadiran Kepala Staf Kopkamtib dan Kepala Bakin dalam pertemuan ini sangat menarik perhatian karena masalah yang dibicarakan dan langkah-langkah yang akan ditempuh itu hanya menyangkut kepegawaian sipil. Oleh sebab itum Menteri Sumarlin menjelaskan kepada para wartawan seusai pertemuan, bahwa kehadiran pejabat keamanan diperlukan karena usaha penyempurnaan administrasi yang akan dilakukan nanti tidak hanya mencakup segi-segi teknis dan personalia saja, melainkan juga aspek kemanannya.  (AFR)



[1]               Dikutip Langsung dari Buku Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978, hal.219-220.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.