Presiden Soeharto Bahas Persiapan KTT ASEAN, Nelayan dan Menerima Kamar Dagang Singapura[1]
SELASA, 21 OKTOBER 1975 Sidang Dewan Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional berlangsung pagi ini di Bina Graha dibawah pimpinan Presiden Soeharto. Sidang yang berlangsung sejak jam 10.00 itu telah mendengar laporan Menteri Luar Negeri Adam Malik mengenai persiapan KTT ASEAN yang akan datang, disamping membahas masalah-masalah sosial dalam pembangunan. Menyangkut penyelenggaraan KTT ASEAN itu, Kepala Negara menekankan agar dalam kertas-kertas kerja nanti ditonjolkan pula masalah-masalah dalam bidang sosial budaya. Hal ini ditekankannya mengingat selama ini telah terbukti bahwa kerjasama dalam bidang sosial dan budaya dapat meningkatkan hubungan batin antara bangsa-bangsa ASEAN.
Mengenai aspek sosial dari pembangunan, Kepala Negara telah meminta perhatian peserta rapat akan keadaan para nelayan. Menurutnya, untuk memantapkan pembangunan, terutama dalam rangka meningkatkan produksi perikanan, kita perlu mengadakan motorisasi perahu-perahu nelayan dan memperbaiki cara-cara penangkapan ikan. Akan tetapi dikonstatir oleh Presiden bahwa perahu-perahu yang sudah dimotorisasi itu sering melakukan pelanggaran-pelanggaran dengan jalan memasuki wilayah nelayan tradisional. Dalam hubungan ini Presiden Soeharto menginstruksikan Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian, Menteri Kehakiman, dan Menteri Negara Ekuin guna mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.
Selesai sidang, Kepala Negara menerima kunjungan lima orang delegasi Kamar Dagang Singapura yang dipimpin oleh Ketuanya, KC Tan. Dalam pertemuan yang didampingi oleh Ketua Kadin, Suwoto Sukendar, Ketua Kamar Dagang Singapura telah menyerahkan sumbangan sebesar Rp32 juta kepada Presiden Soeharto selaku Ketua Yayasan Supersemar. Ketika menerima sumbangan tersebut, Kepala Negara menyatakan rasa harunya, dengan mengatakan bahwa ia tidak melihat berapa jumlah sumbangan itu, melainkan rasa persahabatan yang telah diperlihatkan oleh para pengusaha Singapura terhadap bangsa Indonesia. Demikian antara lain dikatakan oleh Presiden. Anggota Kamar Dagang Singapura lainnya yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Chew Teng Hoo, Thio Keng Soei, Tong Djoe, dan CM Wong. (AFR).
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 293-294. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.