1978-02-17 Menerima Kunjungan PM Thailand, Presiden Soeharto Ajak Tingkatkan Ketahanan Nasional Untuk Ketahanan Regional

Menerima Kunjungan PM Thailand, Presiden Soeharto Ajak Tingkatkan Ketahanan Nasional Untuk Ketahanan Regional[1]

JUM’AT, 17 FEBRUARI 1978 Perdana Menteri Thailand dan Nyonya Kriangsak Chomanan tiba di Jakarta pukul 14.00 siang ini. Di lapangan udara internasional tamu negara ini disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto dengan hamparan karpet merah dan barisan kehormatan. Pukul 16.00 sore ini mereka mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka. Kunjungan resmi Perdana Menteri dan Nyonya Chomanan di Indonesia akan berakhir pada hari Minggu pagi; selanjut mereka akan menuju Bali untuk berlibur.

Malam ini, bertempat di Istana Negara, Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan makan untuk menghormat kedua tamu dari negara tetangga itu. Dalam sambutannya, Kepala Negara mengajak rakyat Muangthai dan rakyat negara-negara anggota ASEAN meningkatkan ketahanan nasional menuju ketahanan regional. ASEAN, kata Kepala Negara, merupakan wadah penting untuk memungkinkan kelancaran kerjasama diantara anggota demi mempercepat usaha peningkatan ketahanan nasional masing-masing dan bersama. Ditekankan selanjutnya bahwa ketahanan nasional dan regional itu mutlak perlu untuk dapat mewujudkan ketetapan hati rakyat ASEAN untuk menentukan masa depan sendiri, sebagai negara berdaulat·

PM Kriangsak dalam pidatonya menegaskan bahwa ASEAN telah memasyarakat dalam kehidupan bangsa ASEAN. Ia menyatakan penghargaannya terhadap Presiden Soeharto dan Pemerintah Indonesia yang telah memberikan sumbangan tidak terkirakan untuk kemajuan dan kemakmuran kawasan ini. Ia percaya hubungan bilateral antara Indonesia dan Muangthai akan terus diperkuat. (AFR)

____________________

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 598-599. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.