Peringati Isra’ Mi’raj, Presiden Soeharto: Masjid Dapat Diperankan Sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat[1]

SENIN, 3 JULI 1978 Presiden Soeharto malam ini menghadiri acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang dilangsungkan di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dalam amanatnya Kepala Negara mengajak kaum muslimin untuk merenungkan arti dan peranan masjid sebagai sarana untuk membina keberagamaan dan kebersamaan. Menurut Presiden, masjid perlu kita perankan sebaik-baiknya dalam pembangunan bangsa kita. Pertama-tama, masjid dapat berperan sebagai sarana memperkokoh persatuan dan kesatuan. Alangkah baiknya apabila dalam suasana masjid yang khusyuk dan khidmat itu diperluas dengan penerangan-penerangan dan dakwah-dakwah yang ditujukan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa kita yang majemuk ini.

Selain itu, masjid juga dapat diperankan sebagai salah satu pusat pembinaan dan pengembangan masyarakat lingkungannya. Apa yang perlu kita bina dan kembangkan sebaik-baiknya adalah bagaimana memakmurkan masjid dengan berbagai program dan kegiatan, misalnya pendidikan  di luar sekolah, pembinaan keluarga, pengembangan kesejahteraan masyarakat, pengembangan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyangkut masyarakat.

Selanjutnya dikatakan oleh Kepala Negara bahwa dengan meningkatkan peranan masjid demikian itu, maka masjid dapat berperan ganda. Di satu pihak, sebagai pusat keagamaan ia dapat meningkatkan akhlak dan budi luhur, dan di lain pihak, sebagai pusat jamaah ia dapat meningkatkan kesadaran dan kecerdasan masyarakat. Ini berarti masjid bisa memberikan sumbangan yang besar untuk pembangunan manusia seutuhnya. (AFR)