Ramah Tamah dengan Pimpinan Redaksi dan PWI, Presiden Soeharto Tekankan P4[1]

KAMIS, 15 FEBRUARI 1979 Pagi ini di Bina Graha, Presiden Soeharto beramah tamah dengan 245 peserta Penataran P4 yang terdiri atas pimpinan redaksi dan ketua cabang PWI dari seluruh Indonesia. Penataran P4 ini diselenggarakan oleh Pengurus Pusat PWI dalam rangka peringatan hari ulang tahunnya yang ke-33.

Dalam sambutannya yang mengawali acara ramah tamah itu, Kepala Negara mengatakan bahwa untuk dapat menjadikan diri sebagai pers yang bebas dan bertanggungjawab, maka sungguh diperlukan pemahaman dan perenungan yang dalam dan pengamalan dari P4 oleh pengemban profesi pers sendiri. Ia menyatakan keyakinannya bahwa apabila para pelaku dari profesi pers telah dapat menghayati P4, telah mampu mengendalikan diri dan kepentingannya untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk sosial, maka pelaksnaan Kode Etik Jurnalistik tidak akan sulit.

Dikemukakan pula oleh Kepala Negara bahwa dengan berbekal P4 dan dengan memegang teguh Kode Etik Jurnalistik, maka pers nasional tidak perlu waswas jika menyiarkan berita atau membuat ulasan. Juga tidak perlu ragu didalam melontarkan kritik kepada Pemerintah, baik yang di pusat maupun yang di daerah-daerah.

Selanjutnya dikatakan oleh Presiden bahwa kritik jelas merupakan bagian yang penting dari kehidupan demokrasi dan kekuatan kemajuan yang hendak kita kejar. Tanpa kritik kita akan tidak melihat kekurangan dan kesalahan kita sendiri. Akan tetapi kritik itu haruslah berdasarkan kenyataan dan disampaikan dengan penuh tanggungjawab, tidak perlu dengan cara-cara yang berlebih-lebihan. Demikian Presiden. (AFR)

_______________________

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 124-125. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003