1982-04-01 Presiden Soeharto Panen Jagung dan Temu Wicara di NTT

Presiden Soeharto Panen Jagung dan Temu Wicara di NTT[1]

 

KAMIS, 1 APRIL 1982 Presiden dan Ibu Soeharto hari ini melakukan kunjungan kerja selama dua hari di NTT. Tiba Watunilok, Kabupaten Sikka, Flores Timur, siang ini Presiden dan Ibu Soeharto melakukan panen raya jagung hibrida di desa Watunilok. Menyambut panen raya ini, Presiden menyerukan kepada rakyat NTT untuk terus membudidayakan tanaman jagung, sesuai dengan kebijaksanaan Gubemur Ben Mboi. Dalam hubungan ini Kepala Negara mengatakan bahwa intensifikasi mutlak dilakukan sebelum mengadakan ektensifikasi. Selain itu Presiden juga menekankan perlunya dilakukan pembibitan terhadap bibit unggul.

Ditekankan pula bahwa pembangunan yang dilakukan selama Pelita I sampai Pelita III sekarang ini adalah pembangunan ekonomi yang terutama menekankan pada sektor pertanian. Oleh karena itu, Presiden mengharapkan agar para petani di daerah ini mendukung dan menjadi anggota KUD yang merupakan salah satu unit ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Setelah memulai panen raya, Presiden mengadakan temu wicara dengan kelompok tani terbaik dari kelima kabupaten NTT. Pada kesempatan itu Kepala Negara menguraikan berbagai masalah pembangunan dan pertanian. Dalam salah satu uraiannya Presiden menolak anggapan sebahagian kalangan yang menyatakan bahwa pembangunan hanya berjalan atas dasar kemauan Presiden sendiri. Ia mengatakan bahwa apa yang dilakukannya sekarang ini adalah melaksanakan kepercayaan rakyat yang disalurkan melalui dan ditetapkan oleh MPR. Dengan demikian, begitu ditegaskan Presiden, semua usaha pembangunan di seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan atas kehendak rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Akan tetapi Kepala Negara mengingatkan juga bahwa pelaksanaan pembangunan itu tidak hanya tergantung kepada Pemerintah dan negara saja, melainkan juga tergantung pada partisipasi rakyat secara keseluruhan dan pada kesadaran yang tumbuh dari hati nurani sendiri.

Presiden juga memesankan kepada para petani agar penyebaran lamtorogung terus diperluas di wilayah-wilayah NTT. Dijelaskan oleh Presiden bahwa lamtorogung itu sangat bermanfaat menunjang baik untuk usaha pertanian dan peternakan maupun industri lanjutannya. (AFR)



[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 541. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.