Lantik Enam Duta Besar, Presiden Soeharto Tekankan Perluasan Ekspor[1]
SABTU, 21 APRIL 1984 Bertempat di Istana Negara, pada jam 10.00 pagi ini, Presiden Soeharto melantik enam orang Duta Besar baru Indonesia. Mereka adalah Duta Besar Drs Soepari Tjokrohartono untuk Korea Utara, Duta Besar Mayjen. Pol. (Pum.) Hardiman Sastrapoespita untuk Vatikan, Duta Besar R Mohammad Sidik Kusumoatmodjo untuk Suriname, Duta Besar Laksda. R Moedjono Poerbonegoro untuk Filipina, Duta Besar HA Hidayat Kusumanegara untuk Venezuela merangkap Trinidad dan Tobago, dan Duta Besar Drs Soemadi untuk Meksiko merangkap Kuba dan Panama.
Dalam amanatnya, Presiden meminta agar para duta besar dalam melaksanakan tugasnya juga aktif berusaha untuk memperluas pemasaran barang-barang ekspor kita. Ditegaskan oleh Kepala Negara bahwa usaha ini penting bagi usaha meningkatkan penerimaan devisa yang sangat diperlukan untuk membiayai pembangunan. Selain itu meningkatkan ekspor barang-barang hasil industri juga akan mendorong majunya pembangunan industri dan ekspor hasil-hasil produksi di bidang-bidang lainnya juga akan mendorong kemajuan di bidang-bidang yang bersangkutan. Tentu saja hal ini merupakan tugas yang tidak ringan, tetapi harus dapat dihadapi dan diatasi. (AFR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 147. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003