Peringati Hari Lingkungan Hidup, Presiden Soeharto: Semboyan Kita Adalah ‘Pembangunan Tanpa Kerusakan’[1]
SELASA, 5 JUNI 1984 Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 1984 diperingati dalam suatu upacara di lstana Negara pagi ini, dimana antara lain hadir Presiden dan Ibu Tien Soeharto. Dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, Kepala Negara telah menyerahkan penghargaan Kalpataru kepada mereka-mereka yang telah berjasa didalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Penerima Kalpataru tahun ini adalah para pemenang yang terpilih dari 111 calon dari seluruh Indonesia. Selain menerima Plakat Kalpataru, para pemenang juga memperoleh hadiah berupa Tabanas.
Dalam amanatnya, Kepala Negara mengatakan bahwa bagi negara yang sedang membangun, seperti halnya Indonesia, kenaikan pendapatan sebagai hasil pembangunan tidak bijaksana jika digunakan sepenuhnya untuk meningkatkan tingkat konsumsi. Menurut Presiden, sebagian dari peningkatan pendapatan itu harus disisihkan sebagai modal pembangunan selanjutnya. Karena itu, kita perlu mengendalikan tingkat konsumsi kita. Usaha pengendalian konsumsi ini juga mempunyai arti penting dalam rangka mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan mencegah kerusakan lingkungan hidup.
Dalam hubungan ini, Presiden menunjuk pengalaman pembangunan di negara-negara maju. Di negara-negara maju, menurut Presiden, tingkat konsumsi yang tidak terkendalikan menghasilkan pola hidup yang boros, sehingga menguras sumber daya alam dan merusak lingkungan.
Selanjutnya dikatakan oleh Presiden bahwa semangat mengendalikan diri itu sangat kita perlukan untuk mengamankan Repelita IV, karena dalam Repelita IV kita akan meletakkan kerangka landasan bagi tercapainya tahapan tinggal landas dalam Repelita VI nanti. Menurutnya, arah perkembangan ini mengharuskan kita untuk menjaga agar sumber daya alam tetap berfungsi dengan baik, sehingga terus dapat menunjang pembangunan jangka panjang secara berkesinambungan.
Ditegaskannya, adalah tidak bertanggungjawab jika kita menguras habis sumber-sumber alam sekarang sehingga tidak ada lagi yang tersedia bagi generasi-generasi yang akan datang. Kita memang harus memanfaatkan sumber daya alam untuk pembangunan, namun kita juga harus mengelolanya sehingga tidak merusak lingkungan. Semboyan kita adalah pembangunan tanpa kerusakan. (AFR)
__________________
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 169-170. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003