Peringati Nuzulul Qur’an, Presiden Soeharto: Pendidikan Agama Jangan Sebabkan Pandangan Sempit[1]
SABTU, 16 JUNI 1984 Malam ini Presiden Soeharto menghadiri acara peringatan Nuzulul Qur’an yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dalam sambutannya, Presiden mengajak kita semua untuk menggali kembali api semangat Islam dan berusaha meningkatkan iman serta berusaha memperbaharui tekad pengabdian sebagai orang beragama. Selanjutnya dikemukakan bahwa Nuzulul Qur’an itu merupakan peristiwa yang sangat penting bagi kaum muslimin, sebab ia adalah peristiwa yang mengawali kelahiran agama Islam dan pangkal sejarah Islam serta kaum muslimin.
Presiden lebih lanjut mengaitkan makna Nuzulul Qur’an dengan pendidikan agama. Dalam hubungan ini Kepala Negara menekankan agar dalam pendidikan agama, aspek kedalaman keberagamaan memperoleh perhatian yang sebesar-besarnya. Sebab kita tidak ingin keberagamaan anak-anak kita lebih bersifat pengetahuan dan kurang bersifat penghayatan. Akan tetapi diingatkannya jangan sampai pendidikan agama itu menjadikan mereka berpandangan sempit dan tidak lapang dada dalam menghadapi perbedaan dalam masalah keagamaan. Presiden menganggap hal ini penting, sebab bangsa kita adalah bangsa yang majemuk; dalam masyarakat kita hidup dan berkembang berbagai agama dan paham keagamaan. Demikian antara lain dikatakan oleh Kepala Negara. (AFR)
________________
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 173-174. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003