1984-12-31 Sampaikan Pidato Akhir Tahun, Presiden Soeharto: Cadangan Devisa Kita Meningkat

Sampaikan Pidato Akhir Tahun, Presiden Soeharto: Cadangan Devisa Kita Meningkat

SENIN, 31 DESEMBER 1984 Malam ini Presiden Soeharto menyampaikan pidato akhir tahun kepada seluruh rakyat Indonesia melalui RRI dan TVRI. Sebagaimana biasanya, dalam pidato malam ini pun Kepala Negara menyampaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah diambil Pemerintah dan penilaiannya terhadap perkembangan kehidupan bangsa Indonesia selama tahun 1984, baik dalam bidang sosial, ekonomi maupun politik. Cuplikan kebijaksanaan dan penilaian Presiden dalam bidang ekonomi adalah sebagai berikut.
Dalam tahun 1984 Pemerintah telah mengambil beberapa kebijaksanaan dan langkah-langkah, untuk di satu pihak memperkecil pengaruh negatif dari keadaan ekonomi dunia, dan di lain pihak untuk terus mencapai pertumbuhan ekonomi yang mungkin dicapai. Dengan berbagai kebijaksanaan dan langkah-langkah itu, maka meskipun dalam beberapa sektor industri mengalami kelesuan, namun keadaan ekonomi kita masih dapat mengalami pertumbuhan yang berarti.
Di bidang pertanian, khususnya produksi beras kita mencapai kemajuan besar. Dalam tahun 1984 ini produksi beras diperkirakan berjumlah hampir 25,5 juta ton; ini merupakan jumlah produksi tertinggi yang dapat kita capai selama ini. Disertai dengan perbaikan harga jual gabah atau beras, maka kenaikan produksi padi berarti perbaikan penghasilan jutaan keluarga petani.
Dalam pada itu secara• keseluruhan ekonomi kita mampu mempertahankan kestabilannya, karena dalam tahun takwim 1984 ini inflasi dapat terkendali sebesar 8,9%, lebih rendah dari tahun 1983 yang sebesar 11,46%.
Meskipun kita pernah mengalami gejolak moneter, yang disebabkan oleh naiknya nilai dollar Amerika beberapa bulan yang lalu, namun dalam semester pertama 1984/1985 ini, neraca pembayaran kita secara keseluruhan menunjukkan surplus, sehingga pada akhir September 1984 cadangan devisa kita lebih baik daripada dalam tahun sebelumnya. Membaiknya keadaan neraca pembayaran ini antara lain disebabkan oleh kemajuan penting di bidang ekspor dan impor barang di luar minyak dan gas bumi di satu pihak dan berkurangnya impor barang-barang mewah dan barang-barang konsumsi serta barang-barang yang telah dapat kita hasilkan sendiri di lain pihak.
Kemajuan lain dalam tahun 1984 ini ditandai juga dengan selesainya pembangunan sejumlah proyek penting seperti pabrik pupuk ASEAN di Aceh dan di Bontang Kalimantan Timur, pabrik semen di Kupang, perluasan pabrik petrokimia dan pabrik bahan aktif pestisida di Gresik. Selain itu juga telah diselesaikan pembangunan beberapa perkebunan dan pabrik kelapa sawit, perluasan pabrik aluminium Asahan, pusat-pusat tenaga listrik, bendungan dan irigasi, pelabuhan samudera Pulau Baai di Bengkulu, dan sarana perhubungan lain serta proyek-proyek lainnya lagi.
Dinilai oleh Presiden bahwa semua itu menunjukkan bahwa walaupun tahun 1984 merupakan tahun yang sulit, namun kita dapat menjaga kemantapan perekonomian nasional dan tetap menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan penting yang kita rencanakan. Karena itu dalam mengakhiri tahun 1984 ini kita diliputi oleh rasa syukur yang sedalam-dalamnya. (AFR)

______________________

Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 251-252. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.