Presiden Soeharto Menerima Surat Kepercayaan Dubes Australia dan Malaysia[1]
RABU, 15 MEI 1985 Pagi ini di Istana Merdeka, secara berturut-turut Presiden Soeharto menerima surat-surat kepercayaan dari Duta Besar Australia dan Malaysia yang baru. Duta Besar Australia itu adalah Bill Morrison, sedangkan Duta Besar Malaysia adalah H Muhammad Khatib bin Abdul Hamid.
Membalas pidato Duta Besar Morrison, Kepala Negara mengatakan bahwa ia menyadari bahwa hubungan antara tetangga dekat juga bisa mengalami kemunduran karena adanya perbedaan pandangan dalam berbagai hal. Namun yang penting adalah adanya usaha bersama untuk mencari titik temu guna mengatasi perbedaan-perbedaan pandangan tersebut, dengan tetap berdasarkan pada prinsip-prinsip hubungan antara bangsa yang positif, yaitu saling hormat menghormati kedaulatan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing. Dengan berhasilnya usaha tersebut, maka bukan saja kemunduran yang terjadi akan dapat dipulihkan kembali, tetapi hubungan persahabatan yang telah terjalin akan dapat makin dipererat dan saling pengertian akan bisa diperdalam.
Sementara itu kepada Duta Besar Muhammad Khatib, Presiden mengatakan bahwa kita semua menikmati makna dari persaudaraan yang sangat erat antara kedua bangsa dan negara kita. Hal ini telah melahirkan kerjasama yang ikhlas dan bantu membantu, baik di tingkat bilateral, regional maupun di forum-forum internasional. Selanjutnya dikatakan oleh Presiden bahwa sebagai negara tetangga terdekat, Indonesia pun merasa berbesar hati melihat kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Malaysia dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraannya. (AFR)
__________________
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 322-323. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003