1985-08-16 Sampaikan Amanat Kenegaraan, Presiden Soeharto: Selain Bersih, Aparatur Harus Menjadi Kekuatan Pendorong Pembaharuan

Sampaikan Amanat Kenegaraan, Presiden Soeharto: Selain Bersih, Aparatur Harus Menjadi Kekuatan Pendorong Pembaharuan[1]

JUM’AT, 16 AGUSTUS 1985 Dalam rangkaian acara peringatan ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI ke-40, pagi ini Presiden Soeharto menyampaikan amanat kenegaraannya di depan sidang pleno DPR di Senayan, Jakarta. Dalam amanatnya, Kepala Negara antara lain telah mengingatkan kembali agar aparatur pemerintahan selain bersih dan berwibawa juga harus menjadi kekuatan pendorong bagi pembaharuan dan pembangunan masyarakat. Dikatakannya bahwa peranan aparatur pemerintahan jangan sampai menutup ruang gerak bagi kegairahan dan prakarsa masyarakat sendiri.

Kepala Negara mengatakan bahwa selama 40 tahun merdeka, telah banyak yang diperbuat bangsa Indonesia. Kita telah dapat melampaui saat-saat sulit dalam perkembangan dan pertumbuhan kita untuk menjadi bangsa yang makin dewasa, matang dan tahan uji. Mengingat tugas masa depan yang makin besar, Presiden menegaskan perlu melaksanakan sebaik­baiknya tugas meletakkan kerangka landasan pada tahap sekarang agar pada saat tinggal landas menuju masyarakat Pancasila dapat berjalan lancar dan selamat.

Salah satu kemajuan besar yang diungkapkan oleh Presiden didalam pidatonya adalah tumbuh dan berkembangnya budaya politik yang lebih bersuasana kekeluargaan. Ini merupakan kemajuan besar dalam pengembangan politik selama 20 tahun ini. Disampirtg itu kemajuan besar lainnya adalah tradisi konstitusional yang dijalankan selama Orde Baru. Dikatakannya, koreksi total dan pembaharuan yang dilakukan Orba adalah untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.

Akan tetapi diingatkannya bahwa tugas-tugas untuk meningkatkan kesejahteraan umum masih akan sangat banyak, sekalipun kemajuan­ kemjuan yang dicapai bangsa kita di bidang ini jauh lebih dari tingkat kesejahteraan semasa penjajahan dan sebelum melaksanakan pembangunan. Dipaparkannya bahwa di hadapan kita masih ada masalah besar dan berat yang belum terpecahkan secara mendasar sampai kini, yaitu masalah lapangan kerja dan tenaga kerja. Segala daya upaya telah dikerahkan pemerintah agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat memperluas kesempatan kerja.

Menyinggung masalah ekonomi, Presiden mengatakan bahwa Pemerintah tidak melihat adanya alasan untuk mengadakan devaluasi seperti yang akhir-akhir ini diperkirakan oleh sementara kalangan. Secara keseluruhan keadaan neraca pembayaran Indonesia dari tahun ke tahun menunjukan perkembangan yang tetap mendukung pembangunan. Kita mempunyai cadangan devisa yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan kita, yaitu lebih dari US$10 niiliar.

Mengenai bidang pendidikan, dikatakan Kepala Negara bahwa pembangunan sarana pendidikan akan semakin ditingkatkan dan diperluas karena hasrat anak-anak remaja untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi belum sepenuhnya dapat dipenuhi. Dalam hubungan ini dikemukakannya bahwa mulai awal Repelita IV telah dilancarkan gerakan wajib belajar yang terlaksana setelah selama bertahun-tahun sebelumnya dibangun gedung sekolah secara besar-besaran di seluruh pelosok Indonesia. Namun diingatkannya bahwa jumlah anak remaja yang ingin memasuki sarana tersebut berlipat ganda, dan usaha mencerdaskan bangsa tak terbatas melalui pendidikan di sekolah saja. Oleh karena itu pendidikan di luar sekolah harus terus digalakkan.

Demikian antara lain amanat Presiden. (AFR)

 

_________________________

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 353-354. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.