Selenggarakan Acara Minum Teh Bersama 70 Seniman, Presiden Soeharto Tekankan Ketahanan Sosial Budaya[1]
KAMIS, 12 MARET 1987 Mulai jam 15.30 sampai dengan jam 18.00 sore ini, Presiden Soeharto dan Ibu Soeharto mengadakan acara minum teh bersama secara santai dengan 70 seniman di Istana Negara. Kepala Negara pada kesempatan ini berbicara mengenai masalah ketahanan sosial budaya. Dikatakannya bahwa ketahanan sosial budaya tidak kalah pentingnya daripada ketahanan militer ataupun ketahanan ideologi dan ketahanan ekonomi; semua aspek ketahanan itu memperkuat ketahanan nasional. Diingatkannya bahwa ketahanan sosial budaya yang kuat adalah sangat penting untuk menghadapi ancaman-ancaman budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Dalam acara tatap muka ini Presiden Soeharto menjelaskan secara singkat hasil pembangunan yang telah dicapai di bidang pendidikan. Tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana mengatasi masalah anak-anak lulusan SD yang tidak dapat melanjutkan sekolah mereka. Disinilah para seniman dapat ikut berperan untuk mengambil bagian dalam memberikan latihan-latihan keterampilan kepada anak-anak lulusan SD yang tidak dapat meneruskan sekolah dan masih belum boleh bekerja sebelum berusia 15 tahun.
Diantara seniman yang hadir antara lain tampak Bagong Kussudiardjo, Affandi, HB Yassin, Sampan Hismanto, Adidharma, Gesang, dan Asrul Sani. (AFR)
_____________________
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 585-586. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003