Lantik Empat Dubes, Presiden Soeharto: Politik Bebas Aktif Kita Abdikan Untuk Menunjang Pembangunan Nasional[1]
SABTU, 14 MARET 1987 Pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto melantik empat orang duta besar Indonesia dalam suatu upacara di Istana Negara. Keempat duta besar itu adalah R Sajogo untuk Srilangka, Teuku Mohmad Hadi Thayeb untuk Swiss, Drs M Singgih Hadipranowo untuk Aljazair dan Guinea, Drs JB Soedarmanto Kadarisman untuk Argentina merangkap Chili, Uruguay dan Paraguay.
Dalam pidato pelantikannya Kepala Negara menyampaikan bahwa dalam strategi nasional dewasa ini, pembangunan nasional merupakan pusat perhatian dan pusat kegiatan seluruh bangsa Indonesia tanpa kecuali. Karena itulah dalam GBHN ditegaskan, bahwa pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif kita abdikan untuk menunjang berhasilnya pembangunan nasional itu. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa politik luar negeri kita semata-mata hanya memperhatikan masalah-masalah ekonomi belaka. Politik luar negeri kita tetap kita jalankan menurut pesan luhur Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. (AFR)
_________________
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 586-587. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003