1988-02-01 Menerima Himpunan Pengusaha Rotan, Presiden Soeharto Paparkan Keuntungan Ekspor Barang Jadi Rotan

Menerima Himpunan Pengusaha Rotan, Presiden Soeharto Paparkan Keuntungan Ekspor Barang Jadi Rotan[1]

SENIN, 1 FEBRUARI 1988 Pukul 10.00 pagi ini, Presiden Soeharto menerima 193 orang pengurus dan anggota Himpunan Pengusaha Rotan Indonesia (HPRI) bertempat di Bina Graha, Jakarta. Dalam pertemuan itu, Kepala Negara “membekali” para pengusaha rotan itu dengan latarbelakang pembangunan Indonesia. Antara lain dikatakan oleh Presiden bahwa industri rotan yang memanfaatkan hutan sebagai kekayaan alam harus diarahkan sesuai petunjuk UUD 1945. Industri rotan memang memberi peluang yang sangat besar untuk melaksanakan amanat UUD. Sebabnya ialah, karena Indonesia merupakan produsen rotan yang terbesar di dunia. Hampir 80% rotan dunia dihasilkan oleh Indonesia. Namun ekspor rotan kita sebagian besar masih merupakan ekspor barang setengah jadi. Negara-negara yang membeli rotan setengah jadi dari Indonesia, mengolahnya lagi dan kemudian mengekspornya sebagai barang jadi. Ini berarti negara lain yang mendapat keuntungan yang lebih besar dari nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan barang rotan setengah jadi dari kita.

Padahal pengolahan rotan tidak memerlukan penggunaan teknologi yang tinggi dan modal yang sangat besar, yang semuanya dapat kita sediakan. Apabila kita dapat mengolah rotan yang kita hasilkan di dalam negeri sendiri dan mengekspornya sebagai barang jadi, maka tidak sedikit nilai tambah yang dapat kita nikmati. Lebih dari itu, pengolahan rotan juga memerlukan tenaga kerja yang tidak sedikit. Karena itu, apabila kita berhasil mengolah rotan di dalam negeri dan mengekspornya sebagai barang-barang jadi, tidak sedikit tenaga kerja yang bisa ditampung di bidang ini. Dan tenaga kerja merupakan salah satu masalah yang menjadi tantangan pembangunan kita dewasa ini.

Ditegaskan oleh Presiden bahwa dengan mengolah rotan kita menjadi barang jadi, maka ini berarti kita telah memanfaatkan sumber kekayaan alam kita untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (AFR)

___________________

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 703-704. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.