Presiden Soeharto Menerima Surat Kepercayaan Dubes Papua Nugini[1]
SABTU, 9 JANUARI 1988 Presiden Soeharto pada pukul 09.00 pagi ini menerima surat kepercayaan Duta Besar Papua Nugini yang baru, Sebulon Kulu, bertempat di Istana Merdeka.
Dalam pidato balasannya, Kepala Negara menyatakan sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Duta Besar Kulu bahwa dengan ditandatanganinya Perjanjian Saling Menghormati, Persahabatan dan Kerjasarna antara Indonesia dan Papua Nugini tanggal 27 Oktober 1986 yang lalu, hubungan antara kedua negara memasuki era baru yang lebih cerah, sehingga dapat terus ditingkatkan lagi di masa-masa mendatang. Bagi Presiden, hal ini sangat penting, tidak saja karena kedua negara merupakan tetangga yang berbatasan, tetapi juga penting bagi terpeliharanya stabilitas di kawasan ini.
Selanjutnya Kepala Negara mengatakan bahwa bangsa Indonesia merasa bersyukur bahwa tingkat hubungan Indonesia dan Papua Nugini sudah menginjak pada tahapan yang makin terbuka, sehingga pelaksanaannya tidak hanya terbatas untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa. (AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 695-696. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003