Bandar Lampung, 20 Juni 1998
Kepada yang saya hormati dan
saya mulyakan
Bapak H. Muhammad Soeharto
Mantan presiden RI di Jakarta
MEREKA LUPA JASA BAPAK [1]
Dengan hormat,
Saya menyimak dan memperhatikan ada beberapa fihak yang menyudutkan dan menghujat Bapak. Saya salah seorang dari 202 juta rakyat RI sangat prihatin sekali. Mereka melupakan jasa-jasa Bapak selama 30 tahun telah membangun negara dan bangsa Indonesia ini.
Saya secara pribadi sangat memahami jasa-jasa Bapak dan pengabdian Bapak. Dalam hal ini saya sekeluarga senantiasa berdoa ke hadirat Allah swt, semoga Bapak sekeluarga selalu berada dalam lindunganNya, diberikan ketenangan, kesabaran, dan ketabahan menghadapi cobaan ini.
Apa yang saya utarakan ini, benar-benar keluar dari lubuk hati saya yang paling dalam serta tulus, yang sangat memahami jasa-jasa bapak.
Semoga Allah swt, senantiasa akan membimbing kita ke arah jalan yang lurus dan benar, jalan yang diridhoi-Nya. Amin…. (DTS)
Wassalam
Hormat saya,
Muhammad Sidik
Bandar Lampung
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 780. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.