PNI SETUDJU KATA ISNAENI KEPUTUSAN MPRS SEBAGAI LANDASAN

Tanggapan atas gagasan Presiden

PNI SETUDJU KATA ISNAENI KEPUTUSAN MPRS SEBAGAI LANDASAN [1]

 

Djakarta, Merdeka

Sikap PNI adalah positip konstruktip dalam menanggapi gagasan penjederhanaan partai2 jang dikemukakan oleh Presiden Soeharto, karena landasan Kepala Negara bertolak pada keputusan MPRS tentang perlunja penjederhanaan partai2 Politik. Demikian Ketua I DPP PNI Moh. Isnaeni kepada “Merdeka”.

Komposisi Fraksi Demokrasi Pembangunan nantinja dalam DPR jang terdiri dari PNI, Murba, IPKI, Katolik dan Parkindo, kalau pedu bisa ditambah dengan parpol2 lainnja jang ingin bergabung kedalam fraksi demokrasi pembangunan sebagai bagian dari 4 fraksi itu.

PNI memang sedjak dulu bersifat “terbuka” kata Isnaeni, karena PNI menjadari “mana jang harus didahulukan” bagi kepentingan Nasional.

Tidak ada persoalan bagi PNI mengenai saran Presiden Soeharto itu, karena toch dengan menetapkan djumlah fraksi jang hanja akan terdiri dari 4 fraksi dalam DPR hasil Pemilu nanti, existensi masing2 parpol “masih ada”.

Malah PNI ketika RUU Pemilu dibitjarakan dulu, pernah mengusulkan agar sistem Pemilu dilakukan setjara “afval sisteem” (sistem gugur), tetapi waktu itu ditentang. Namun sekarang semua parpol sudah terikat dengan penjederhanaan partai2 politik, kata Isnaeni.

Tegasnja, menurut Ketua I DPP PNI itu, bahwa PNI tidak pernah menolak gagasan penjederhanaan, bahkan sisteem voting-pun dari dulu PNI djuga menjuarakan untuk dapat dilaksanakan. Tjara2 konstitusionil adalah lebih diinginkan oleh PNI, kearah mewudjudkan suatu bentuk “jang serasi” bagi partai2 politik di Indonesia.

Bagi Perti Tidak Ada Masalah

Sementara itu Ketua Umum Partai PERTI Rusli Halil, menjatakan bahwa bagi Perti “tidak ada masalahnja lagi”, djustru gagasan penjederhanaan partai2 Politik dan adjakan Presiden Soeharto kearah ini, memang merupakan keinginan luhur dari Perti. Hendaknja parpol2 djuga menjadari seharusnja dengan kekuatan rieel dalam DPR jang akan datang, djika masih ingin berperan dan berpartisipasi dalam Pembangunan. Jang dimaksudkan oleh Rusli, ialah – sebenarnja djika GOLKAR (satu fraksi) ditambah dengan fraksi ABRI – akan “mutlak2an” – parpol djuga tidak bisa berbuat banjak. Oleh sebab itu menghimpun kesatuan terutama parpol2 Islam dalam satu fraksi dan kalau perlu mendjadi “satu wadah” nantinja, malah akan memberikan efek2 jang sangat menguntungkan bagi masa pemilihnja masing2. (DTS)

Sumber: MERDEKA (09/10/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 823-824.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.