Semoga Diberi Kekuatan

Bekasi, 25 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Jl. Cendana No. 8

Jakarta

SEMOGA DIBERI KEKUATAN [1]

 

Yang mulia Bapak Soeharto,

Selama kurun waktu tahun 1998, saya sudah 2 (dua) kali mengirim surat kepada Bapak. Surat pertama saya layangkan sekitar April yang lalu, pada saat para mahasiswa melakukan tuntutan. Pada saat itu saya memaparkan betapa pentingnya dilakukan dialog terbuka dan segera. Saya berharap surat pertama di tahun 1998 tersebut telah diterima.

Bilamana saya berkirim surat ini kepada Bapak, tidak ada benefit yang ingin saya ambil, saya melakukannya dengan ketulusan hati. Kira-kira 10 (sepuluh) tahun yang lalu, waktu berada di Medan, saya pernah meminta pertolongan dari Bapak selaku ketua Yayasan Dharmais untuk membantu teman sepermainan saya yang buta matanya. Dan tentu banyak lagi rakyat Indonesia yang pernah berkirim surat kepada Bapak.

Saya dan keluarga mengharap dan berdoa agar Bapak selalu diberi kekuatan dan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, terutama menghadapi gejolak-gejolak sosial yang belakangan ini selalu mengarah kepada keluarga Bapak.

Ketika saya melihat Bapak di televisi saat mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari kepresidenan, saya sedih sekali dan benar-benar terharu.

Kiranya Bapak dan keluarga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. (DTS)

Wassalam,

Garsell Aritonang

Bekasi

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 748. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.