Pesan Presiden Soeharto
MASUKI TAHUN 1983 DENGAN SEMANGAT BANGSA PEJUANG
Kepala Negara/Presiden Soeharto dalam pesannya kepada seluruh rakyat Indonesia pada akhir tahun 1982 yang lalu menyerukan agar bersedia bersama-sama mengeratkan ikat pinggang dan menyingsingkan lengan baju bekerja keras untuk terus menggerakkan roda-roda pembangunan.
Kepala Negara mengemukakan seruannya itu dalam pidato akhir tahun 1982 mengingat penerimaan negara akan sulit ditingkatkan dengan masih akan berlangsungnya resesi dalam tahun 1983.
Presiden mengatakan, penerimaan negara akan sulit ditingkatkan, terutama karena pasaran minyak dunia yang merupakan sumber utama penerimaan negara juga belum tampak akan membaik.
Oleh karena itu penerimaan negara yang terbatas itu harus digunakan secara optimal untuk terus menggerakkan pembangunan dengan menentukan prioritasprioritas yang lebih terarah dan pengeluaran konsumtip benar-benar dibatasi.
Presiden mengatakan, daya dan dana yang tersedia, khususnya dana dalam negeri, harus dapat dikerahkan untuk memacu pembangunan sehingga tekad bersama melanjutkan pembangunan dapat dilaksanakan.
"Penggunaan daya dan dana yang terbatasjumlahnya itu harus diusahakan seefektif dan seefisien mungkin”, kata Presiden.
Presiden mengingatkan bahwa gerak pembangunan tidak boleh mandeg, lebihlebih lagi tidak boleh mundur. Menghentikan laju pembangunan bukan saja tidak merupakan jalan keluar dari kesulitan, malahan berarti hanya menunda-nunda datangnya kesulitan yang lebih besar dan lebih sulit diatasi dimasa mendatang.
Sektor Swasta
Dalam menghadapi tahun 1983 dan tahun-tahun mendatang ini Presiden menekankan pengerahan modal sektor swasta dan kegiatan-kegiatan ekonomi masyar2kat harus lebih ditumbuhkan secara bersama-sama.
Indonesia, kata Presiden, memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang dengan kekuatan sendiri. Jumlah penduduknya besar, yang akan merupakan pasar barangbarang produksi sendiri dan sekaligus merupakan kekuatan untuk menggerakkan kegiatan ekonomi.
Tetap Terkendali
Melihat kembali perkembangan pembangunan selama setahun terakhir ini, Presiden mengatakan, dalam tahun 1982 keadaan ekonomi Indonesia tetap terkendali dan derap pembangunan terns bergerak maju, meskipun awan resesi yang suram masih meliputi dunia dan memberi pengaruh yang kurang menguntungkan bagi pembangunan Indonesia.
Laju inflasi Indonesia selama tahun 1982hanya 9,69 persen. "Ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tetap memiliki daya tahan, meskipun dalam keadaan dunia yang lesu akibat resesi dan gejolak ekonomi lainnya", kata Presiden.
Namun dalam menghadapi tahun 1983, Presiden mengingatkan perlunya kewaspadaan sebab setelah setahun dialami musim kemarau yang luar biasa, di harihari mendatang bangsa Indonesia harus bersikap waspada dalam menghadapi bahaya banjir, hama tanaman dan ancaman lainnya.
Ekspor Non Minyak
Presiden mengatakan, berbagai proyek besar, sedang dan kecil harus dikerjakan sesuai dengan rencana dalam rangka mencapai sasaran-sasaran pembangunan dalam Repelita III serta pemerataan pembangunan yang terus meluas keselurnh pelosok wilayah negeri ini.
Berbagai program yang menyangkut kesejahteraan rakyat banyak seperti pembangunan Puskesmas, pembangunan jalan dan jembatan, penyediaan fasilitas belajar tingkat SD dan selanjutnya, praktis telah mencapai sasaran yang ditetapkan dalam Repelita III.
Namun dalam tahun 1982 pengarnh resesi yang melanda dunia sudah mulai dirasakan pengaruhnya yang tidak menguntungkan, yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam tahun 1983.
Masalah utama yang sejak semula disadari sebagai akibat resesi dunia adalah hambatan dan rintangan di bidang ekspor bahan-bahan non-minyak dan gas bumi.
Dalam rangka mengatasi masalah itu sejak awal tahun 1982 pemerintah telah mengambil serangkaian langkah-langkah untuk meningkatkan ekspor non minyak dan gas bumi.
Lanjutkan Perjuangan
Ketika mengemukakan pengalaman dan pelaksanaan tugas dalam tahun 1982, Presiden mengatakan bahwa pelaksanaan tugas tersebut, baik yang berhasil maupun yang mengecewakan akan merupakan bekal dan landasan kerja yang berharga dalam memasuki tahun 1983 dalam melanjutkan perjuangan pembangunan bangsa.
Dalam tahun 1982, kata Presiden, telah berhasil diselesaikan tugas-tugas besar dan mencapai kemajuan-kemajuan baik di bidang sosial politik, sosial ekonomi maupun pertahanan keamanan.
Presiden menyebutkan keberhasilan pelaksanaan Pemilu, pengakuan dunia terhadap wawasan nusantara, hasil-hasil penting yang dicapai dalam bidang perundang-undangan yang penting seperti Undang-undang Penyempurnaan UndangUndang Pokok Pers dan Undang-Undang tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RI.
Oleh karena itu Presiden menyerukan agar seluruh rakyat Indonesia secara bersama-sama menjaga suasana aman dan tenteram sehingga MPR dapat mengambil keputusan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
Dengan pengakuan terhadap wawasan nusantara, Presiden mengatakan akan bertambah kuatlah sarana hukum untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia yang menjadi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan.
"Sekarang di hadapan kita terbentang tugas besar untuk memberi arti kepada prinsip Negara Nusantara, yang mengandung kesempatan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa, sertakewajiban mengamankan seluruh wilayah Nusantara", kata Presiden.
Mengenai Undang-Undang Pertahanan Keamanan, Presiden mengatakan undang-undang ini telah menuangkan dalam wadah hukum yang kuat bukan saja ketentuan-ketentuan pokok penyusunan kekuatan Hankam dan ABRI, tapi juga pengalaman dan keberhasilan perjuangan bangsa yang bertumpu pada kemanunggalan ABRI dan rakyat.
"Kemanunggalan ABRI dan rakyat inilah yang menjacli kekuatan bangsa Indonesia di masa lampau sehingga Indonesia mampu berdiri tegak walaupun tidak sedikit ancaman dan bahaya datang silih berganti yang akan merobohkan negara kita yang berdasarkan Pancasila ini", kata Presiden.
Stabilitas nasional yang dinamis dan dengan semakin dewasanya kehidupan demokrasi di Indonesia selama ini, kata Presiden, akan memungkinkan penanganan masalah-masalah ekonomi yang semakin mantap dan terarah, sehingga pembangunan dapat berjalan terus untuk mencapai kemajuan yang membesarkan hati.
Dengan memandang pembangunan sebagai perjuangan, dengan kemampuan mengendalikan diri dan dengan semangat persatuan dan kesetiakawanan, Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia memasuki dengan tabah tahun 1983 ini dengan kepercayaan akan mampu keluar dengan selamat dari periode yang sulit itu. (RA).
…
Jakarta, Berita Buana
Sumber : BERITA BUANA (03/01/983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 8-11.