PRESIDEN SOEHARTO TERIMA SURAT-SURAT KEPERCAYAAN DUBES IRAN DAN NORWEGIA
Presiden Soeharto hari Sabtu di Istana Merdeka Jakarta menerima surat-surat kepercayaan Duta besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Islam Iran Abdol Azira Hashemi Nik dan Dutabesar Kerajaan Norwegia Knut Bernt Berger.
Ketika menerima surat-surat kepercayaan Dubes Iran, Presiden Soeharto dalam pidato balasannya mengatakan bahwa bangsa Indonesia bertekad menggalang persahabatan dengan semua bangsa dan negara di dunia atas dasar saling menghormati kedaulatan masing masing, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri dengan cara apapun serta mengembangkan kerja sama konstruktif untuk kebaikan dunia.
Presiden mengemukakan, pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan agar bangsa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Mengenai kemerdekaan nasional, presiden mengatakan pembukaan UUD itu juga menyatakan sikap tegas, yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai. dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. "Amanat pembukaan UUD itulah yang menjadi jiwa, pemberi arah politik luar negeri kami yang bebas dan aktif," ujar Soeharto.
Ia memberikan ucapan selamat kepada Abdol Hashemi Nik yang telah diangkat sebagai Dubes Republik Islam Iran untuk Indonesia selama ini ia bertugas di Indonesia sebagai kuasa usaha Republik Islam Iran.
Dalam kesempatan itu Presiden Soeharto menyampaikan salam hormat bagi Presiden Iran Hajatoleslam Sayed Ali Khamanei, disertai harapan untuk kesejahteraan rakyat dan kedamaian itu pula yang didambakan setiap orang, oleh seluruh umat manusia.
Bagi kami kesejahteraan umat manusia dan perdamaian dunia adalah masalah sangat mendasar dan mendesak, kata Soeharto.
Ia percaya, dengan semangat saling menghormati dan persaudaraan yang tulus di tahun-tahun mendatang tali persahabatan serta kerja sama kedua negara bertambah erat.
Sependapat
Ketika menerima surat kepercayaan Duta besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Norwegia Knut Bernt Berger, Presiden Soeharto menyatakan sependapat dengan pemerintah Norwegia bahwa dalam zaman sekarang kemajuan ekonomi dan sosial hanya dapat dicapai baik melalui kerja sama erat dan saling pengertian antar bangsa.
Indonesia, menurut Presiden, menganggap masalah paling besar yang dihadapi di dunia sekarang adalah usaha perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan sebagian besar umat manusia di negara-negara sedang membangun yang masih terbelakang.
Oleh karena itu masalah dunia itu harus dihadapi secara terpadu oleh semua bangsa, baik yang telah maju maupun yang sedang membangun, kata Kepala Negara
Indonesia dan negara sedang membangun lainnya sangat mendambakan terwujudnya tata ekonomi dunia bani yang lebih adil, seimbang dan lebih berperikemanusiaan.
Presiden Soeharto menyambut baik hasrat Dubes Bernt Berger untuk lebih meningkatkan hubungan baik antara kedua negara.
Kerja sama yang saling memberi manfaat dan didasarkan atas persahabatan serta saling pengertian, pentingnya bagi kedua negara kita, bukan saja untuk masa sekarang tapi juga untuk masa depan, demikian Presiden Soeharto. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (17/03/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 543-544.