PRESIDEN TEKANKAN LAGI PENTINGNYA PENINGKATAN KEMBALI TARIP PERLA

PRESIDEN TEKANKAN LAGI PENTINGNYA PENINGKATAN KEMBALI TARIP PERLA

 

residen Soeharto menekankan pentingnya peninjauan kembali berbagai tarip perhubungan laut dalam usaha meningkatkan ekspor non minyak dan gas alam.

“Kalau tidak ada investasi jangan dikenakan tarip”, kata Presiden ketika menerima laporan Menteri Perhubungan Roesmin Nuryadin di Bina Graha, Sabtu siang.

Presiden mengemukakan kembali perlunya sektor perhubungan laut lebih mendukung ekspor non migas dengan melakukan peninjauan kembali terhadap biaya-biaya pelabuhan.

Ia mengatakan. “Kalau tidak ada service jangan dikenakan tarip. Kalau ada service ? Atau investasi hal itu wajar dikenakan tarip”, ujar Kepala Negara seperti yang dikutip Menteri Perhubungan kepada wartawan.

Menteri mengatakan, dewasa ini sedang diteliti masalah biaya pelabuhan yang dikoordinasi Menteri Pan Saleh Affif.

“Kami sudah mengetahui ada komponen biaya yang tidak tercantum dalam tarip yang ditentukan”, tambahnya. Namun ia belum bersedia memperinci komponen biaya yang mana.

JIA Cengkareng

Menteri Perhubungan melaporkan pula kepada Kepala Negara mengenai pengoperasian pelabuhan udara internasional Cengkareng (JIA) mulai 1 April mendatang oleh semua Perusahaan penerbangan.

Operasinya memang mulai 1 April, tetapi peresmiannya belum bisa dilakukan pada tanggal itu karena masih terdapat masalah di darat yang belum selesai, kata menteri.

Mengenai fasilitas dan alat-alat navigasi menteri mengatakan, sudah siap. Demikian juga pusat pengendalian udara telah berfungsi sepenuhnya selama 24 jam.

Mengenai tertundanya peresmian pelabuhan udara ini karena adanya masalah-masalah lalu lintas di darat, Presiden mengharapkan agar diperbaiki dan diusahakan semaksimal mungkin.

Menteri memberikan contoh pelabuhan udara paya lebar di Singapura yang pindah ke Changi (pelabuhan udara yang baru) berlangsung satu malam, tetapi peresmiannya baru 12 bulan kemudian. Ia tidak menegaskan apakah pelabuhan Cengkareng juga akan diresmikan 12 bulan kemudian.

“Presiden nanti yang akan menetapkan kapan pelabuhan udara internasional ini diresmikan”, tambah menteri.

Mengenai nama pelabuhan udara Cengkareng, menteri mengatakan memang sudah banyak yang mengusulkan, baik dari instansi resmi maupun dari organisasi masyarakat.

“Apakah namanya nanti Soekarno-Hatta”, tanya wartawan, yang dijawab menteri, “itu kan saudara yang mengatakan”.

Menteri mengatakan, semua usul ditampung dan nama pelabuhan udara itu nanti ditetapkan berdasarkan keputusan Presiden RI.

PM Umsini

Menteri melaporkan pula kepada Presiden, tibanya KM “Umsini” dari Jerman Barat Sabtu sore untuk memulai trayeknya ke Indonesia Timur Rabu mendatang.

KM “Umsini” itu akan melayani trayek Jakarta-Ujungpandang­Bitung-Ternate-Sorong-Jayapura. Peresmian pengoperasian kapal Pelni itu direncanakan 13 Maret di Jayapura.

Kepada Presiden juga dilaporkan pengelolaan kapal penumpang PT. Pelni yang menurut menteri, dari hasil operasi dapat mcnutupi ongkos operasi.

“Pengertian rugi karena adanya beban penyusutan untuk mengembalikan biaya investasi”, kata menteri. (RA)

 

Jakarta, Pelita

Sumber : PELITA (04/03/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 281-283.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.