NARO DUKUNG PERNYATAAN PRESIDEN UNTUK PRIHATIN
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangun Dr. H.J. Naro mengemukakan dukungannya atas seruan Presiden Soeharto untuk bersikap prihatin menghadapi tahun 1986. Naro yang juga Wakil Ketua DPA, mengemukakan hal ini kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, pengalaman pahit tahun 1986 hendaknya di gunakan dalam menghadapi tahun 1986 dengan menyertakan semua fihak dalam masyarakat untuk melaksanakan pembangunan.
Namun diharapkan agar seruan itu dilaksanakan dengan konsekuen oleh seluruh aparat pemerintah. Sebab selama ini semua peraturan dan instruksi sebetulnya sudah baik, hanya pelaksanaannya di bawah itu yang kurang katanya.
Sejalan dengan itu ia menyatakan tidak setuju dengan sikap yang seakanakan menonjolkan pessimisme. Ibarat perang, kalau hanya menghitung-hitung kekuatan lawan sudah kalah dahulu, ujarnya.
Untuk itu pengalaman-pengalaman pahit itu hendaknya jadi pelajaran saja untuk mengukur kemampuan kita menghadapinya dan kita harus optimis menang, tambahnya.
Mengutip salah satu ayat, Al Qur’an Naro mengatakan bahwa manusia itu harus mempunyai keinginan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik lagi dari hari ini.
Ia menilai penegasan Presiden itu merupakan pencerminan tidak berjalannya seruan-seruan untuk hidup dan bersikap prihatin selama ini.
Dulu pernah ada peraturan pesta tidak boleh diselenggarakan di hotel-hotel dan undangan tidak melebihi 200 undangan, tetapi ternyata tidak jalan, tambahnya. (RA)
…
Jakarta, Pelita
Sumber : PELITA (07/01/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 369.